Rabu, 12 Juli 2023

Tersisa dalam Kegelapan



Judul: "Tersisa dalam Kegelapan"

Skenario:

INT. RUANG KELAS - HARI

Kelas Birrul Walidain dipenuhi dengan murid-murid yang tengah sibuk belajar. TAUFIK (16 tahun, pemberani) duduk di bangkunya dengan serius. Di seberang ruangan, ANTON (18 tahun, berandalan sekolah) memandang Taufik dengan tatapan sinis. YULIA (17 tahun, teman sekelas Taufik) duduk di dekatnya, sedang membaca buku.

Kamera fokus pada Taufik yang merasakan guncangan ringan.

TAUFIK (enteng kaki) Kalian merasakan itu?

Yulia dan beberapa murid menggelengkan kepala, tapi Anton tersenyum sinis.

ANTON (sambil tertawa kecil) Ngeri juga kau, Taufik. Gempa apa yang kau maksud?

TAUFIK (bersungguh-sungguh) Aku serius, Anton. Aku merasakan getaran kecil. Kita harus bersiap-siap.

INT. LORONG SEKOLAH - SEBENTAR KEMUDIAN

Taufik, Anton, dan Yulia berjalan di lorong sekolah. Suasana tenang, tapi Taufik tetap waspada.

TAUFIK (rendah) Apa yang harus kita lakukan jika ada gempa?

YULIA (santai) Biasanya, kita berlindung di bawah meja atau di area terbuka yang aman.

ANTON (seolah tidak peduli) Ah, gempa di sini jarang terjadi. Tak perlu khawatir.

Seketika, gempa bumi yang kuat terjadi. Gempa mengguncang sekolah dengan keras. Siswa-siswa berteriak dan berlarian dalam kepanikan.

INT. RUANG KELAS - BEBERAPA MENIT KEMUDIAN

Taufik, Anton, dan Yulia berada di bawah meja, berusaha melindungi diri dari reruntuhan.

TAUFIK (dengan suara lantang) Kita harus tetap tenang dan berpegangan pada meja ini. Jangan panik!

YULIA (takut) Apa yang akan terjadi pada kita, Taufik?

ANTON (dengan sinis) Kamu bodoh, Taufik. Kita akan baik-baik saja. Tak perlu panik seperti Taufik yang lemah.

Seketika, langit-langit ruangan runtuh. Cahaya listrik padam, hanya ada kegelapan. Taufik, Anton, dan Yulia terjebak di bawah reruntuhan.

TAUFIK (terdengar terengah-engah) Ini bukan saatnya untuk saling menyalahkan. Kita harus bekerja sama untuk keluar dari sini.

Yulia dan Anton terdiam sejenak, menyadari pentingnya kerjasama dalam situasi yang genting ini.

YULIA (tersenyum getir) Baiklah, Taufik. Apa yang harus kita lakukan?

TAUFIK (berpikir cepat) Kita perlu mencari jalan keluar. Aku ingat ada pintu darurat di sebelah kantin. Mari kita cari bersama-sama.

Mereka bergerak hati-hati di bawah reruntuhan, saling membantu satu sama lain. Lampu senter yang ditemukan Taufik menjadi satu-satunya sumber cahaya dalam kegelapan.

INT. LORONG SEKOLAH - BEBERAPA MENIT KEMUDIAN

Taufik, Anton, dan Yulia berhasil mencapai pintu darurat yang masih bisa dibuka. Mereka keluar dari gedung yang rusak parah.

TAUFIK (lega) Alhamdulillah, kita berhasil keluar. Tapi kita masih harus berhati-hati, bisa jadi ada bahaya lain.

ANTON (menyesali sikapnya sebelumnya) Maaf, Taufik. Kau benar, kita harus mempersiapkan diri. Terima kasih telah menyelamatkan kami.

YULIA (memandang Taufik dengan rasa kagum) Taufik, kau adalah pahlawan kita. Kita tidak akan bisa keluar dari situasi ini tanpamu.

Taufik tersenyum, merasa lega bahwa mereka semua selamat. Mereka melangkah menuju keamanan, bersatu dan kuat dalam menghadapi masa sulit.

FADE OUT.

0 komentar:

Posting Komentar

Mencari hasil penelitian menggunakan publish or perish

Sebagai guru, kita tentunya harus senantiasa mengembangkan pengetahuan dan membaca artikel yang ada pada jurnal secara rutin. Hal ini diguna...