Selasa, 28 Februari 2023

Jurna Refleksi dwimingguan 5 (modul 2.1)



Tak terasa sudah masuk minggu ke 9, saya akan mencoba merefleksikan pembelajaran dan aktivitasnya yang telah saya lakukan dan lewati setiap langkahnya di Learning Management System (LMS).

Setelah selesai modul 1 di akhir tahun 2022, angkatan 7 rehat selama kurang lebih sebulan, dan baru mulai lagi bulan Februari 2023. Dalam minggu ini ada beberapa aktivitas pembelajaran yang harus saya kerjakan. Pertama diawali dengan Tes Awal Paket Modul 2. 1 kemudian dilanjutkan dengan aktivitas pembelajaran Mulai dari Diri, Eksplorasi Konsep, Ruang Kolaborasi 1, hingga Koneksi antar materi.

 

Facts( Peristiwa)

Aktivitas pertama yaitu dengan melakukan Tes Awal Modul 2. Setiap memulai modul saya melaksanakan tes awal paket modul 2 dilanjutkan dengan pembelajaran di LMS dimulai dari diri, eksplorasi konsep, ruang kolaborasi 1 dan 2, demonstrasi kontekstual, elaborasi pemahaman, koneksi antar materi dan aksi nyata.

Pada eksplorasi konsep, saya banyak mendapatkan gagasan dan ilmu dari komntar CGP lain di LMS. Saya juga berkesempatan untuk mengomentari balik hasil temuan dari yang CGP lain baca. Dalam ruang ini pula masing-masing CGP menyajikan temuan dari dua video yang disajikan. Tugas pada eksplorasi konsep berupa diagram Frayer.

Berikutnya, pada saat melaksanakan diskusi di ruang kolaborasi, saya mendapatkan kesempatan untuk membahas pembelajaran di TK dan SD. Kebetulan saya satu kelompok dengan pak Triyanto (pengajar kelas 3 SD)  dan ibu Riza Sasika yang mengajar di TK. Saat itu kami membahas kasus pak Dermawan. Diskusi berjalan dengan baik, karena masing-masing menyampaikan argumen masing-masing. Di hari kedua, tibalah saat presentasi. Banyak sekali manfaat dari diskusi ini, karena saya banyak tahu permasalahan mulai dari SLB, SMP, SMA dan SMK. Hal menambah wawasan, ilmu dan pengalaman. Saya jadi mengetahui bagaimana mengintegrasikan pembelajaran berdiferensiasi ke dalam sebuah RPP sesuai mata pelajaran yang kita ampu, sehingga dapat mengakomodir kebutuhan belajar peserta didik.

Tugas berikutnya adalah demonstrasi kontekstual, saya diminta untuk membuat sebuah RPP berdiferensiasi. Tugas ini merupakan tantangan bagi saya  karena harus mulai mempertimbangkan diferensiasi kebutuhan peserta didik ditinjau dari profil belajarnya.

Berikutnya sesi elaborasi pemahaman dengan DRA. ANI ADIBATIN yang sangat cakap dalam menyampaikan materi, tak terasa dua jam terasa sangat cepat karena penyampaian materi dengan diskusi berjalan sangat lancar, interaksi instruktur dan CGP sangat intens.

Sebelum lanjut berikutnya, dilakukan penulisan Koneksi Antar materi yang saya tuangkan di blog pribadi, dan dilanjutkan dengan aksi nyata.


Feelings (Perasaan)

Modul 2 ini sangat menarik bagi saya, karena ternyata banyak pengetahuan yang belum miliki dan harus saya lakukan. Apalagi di kelas yang muridnya beragam, pembelajaran berdiferensiasi membuat saya merasa tertantang, penasaran karena harus memperhatikan semua kebutuhan murid yang tentu satu sama lain berbeda kebutuhan. Selama ini saya hanya berfokus pada ketercapaian materi, sehingga harus cepat untuk mengejar ketuntasan belajar. Saya merasa berdosa terhadap mereka, dimana belum imbang dengan kebutuhannya dan ada sedikit pengabaian.

Saya sangat senang dan lebih memahami menjadi tahu dalam menyusun RPP dengan pembelajaran berdiferensiasi. Baru menyusun RPP saja saya sudah sangat bahagia, apalagi bisa menerapkan dengan baik.

 

Findings (Pembelajaran)

Kali ini saya mendapatkan pelajaran tentang bagaimana kita menyiapkan pembelajaran dengan model berdiferensiasi. Dan tentu saja ini sangat bermanfaat agar semua kebutuhan murid minimal dapat kita akomodir. Hal ini jika dikaitkan dengan nilai-nilai Filososfi pendidikan menurut KHD,  bahwa belajar adalah menuntun murid untuk mencapai tujuan belajar dan dalam mencapai tujuan belajar tersebut, diharapkan guru dapat menuntun murid dengan berbagai macam cara atau metode yang sesuai dengan kebutuhan murid.

Sejatinya pembelajaran berdiferensiasi itu dibuat agar guru dapat melaksanakan pembelajaran yang mampu untuk mengakomodir semua kebutuhan belajar murid. Guru harus mampu untuk memiliki kepekaan dalam merespons semua kebutuhan murid. Tentu dalam memenuhi kebutuhan murid ada beberapa hal yang harus diperhatikan seperti : 1. kesiapan belajar (Readiness); 2. minat belajar; serta 3. profil belajar murid. Dalam pembelajaran berdiferensiasi kita juga harus memperhatikan beberapa strategi antara lain berupa diferensiasi proses, diferensiasi konten, dan diferensiasi produkDalam proses penilaian , guru menggunakan penilaian berjenjang, dengan harapannya semua murid memperoleh kesempatan yang sama dalam mengikuti pembelajaran, sehingga murid akan mendapatkan lingkungan yang aman dan nyaman dalam proses pembelajaran.

Future ( Penerapan)

Materi ini merupakan materi yang sangat baik dan bisa  segera diterapkan secara bertahap. Setelah mempelajari modul ini saya akan memetakan kebutuhan peserta didik saya di kelas dan merencanakan pembelajaran berdiferensiasi untuk memenuhi hak belajar mereka di kelas. Saya juga akan berbagi dan berkolaborasi dengan rekan sejawat dan orang yang lebih berpengalaman tentang pembelajaran berdiferensiasi serta tidak lupa mengimbaskan pengetahuan ini kepada rekan guru lain di sekolah. Bersama-sama melakukan perubahan demi kemajuan peserta didik agar tujuan pendidikan dapat tercapai.

 

Guru Bergerak, Indonesia Maju

Kamis, 23 Februari 2023

Koneksi Antar Materi - PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI



Modul 2.1.a.8 Koneksi Antar Materi – Modul 2.1

PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI

Pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang  dalam kegiatannya disusun secara sistematis oleh guru agar mampu mengakomodir kebutuhan murid yang berbeda di dalam kelas atau lingkungan sekolah. Guru tentu paham bahwa murid yang diajar di dalam kelas memiliki keberagaman dan keunikan personal. Dengan keunikan tersebut, guru sebagai pendidik berlaku sebagai fasilitator dalam membuat murid lebih mudah paham akan materi dan memfasilitasi agar murid-murid mampu memproses ide atau informasi yang diperoleh, serta mampu mengembangkan suatu produk sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Pembelajaran yang bisa lakukan adalah dengan diferensiasi konten, proses, dan produk.

Untuk itu, pada pembelajaran berdiferensiasi, perlu persiapan atau strategi pembelajaran yang tepat dari guru. Adanya perbedaan individu harus dipetakan dengan cermat agar tidak salah dalam menangani. Dasar pemetaan kebutuhan belajar murid dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi meliputi tiga hal, yaitu:

1.       Kesiapan Belajar Murid

Sebelum mempelajari materi atau topik, guru perlu memetakan kebutuhan murid. Dalam hal ini, guru harus mendiagnosa kesiapan belajar murid. Dengan diketahuinya keragaman pengetahuan awal, perbedaan kognitif murid, guru mampu mempersiapkan bahan ajar, cara atau strategi yang dapat mengakomodir kebutuhan tersebut dalam pembelajaran. Jumlah bantuan atau dukungan yang diberikan guru kepada murid menyesuaikan dengan tingkat kesiapan belajar murid itu sendiri.

2.       Minat Belajar Murid

Hal lain yang perlu dilakukan sebelum melakukan pembelajaran berdiferensiasi adalah guru perlu memetakan murid berdasarkan minat belajarnya. Sebagai contoh, ada murid yang senang belajar seni, olah raga, sains atau bidang-bidang tertentu. Dalam hal ini, guru harus siap untuk memfasilitasi kebutuhan murid tersebut. Guru dapat memberikan pilihan kepada muridnya untuk belajar sesuai dengan minatnya, misalnya dalam menghasilkan produk. Dalam diferensiasi produk, murid menghasilkan produk sebagai bentuk pencapaian tujuan pembelajaran yang disesuaikan dengan minat belajar murid masing-masing. Murid diberikan kebebasan dalam belajar. Murid bebas menghasilkan produk baik berupa teks atau tulisan seperti artikel, narasi, karangan atau bentuk produk lain yang sesuai minat belajarnya seperti rekaman audio, video, blog, poster, mind mapping dan lainnya baik secara individu maupun secara berkelompok selama produk tersebut merujuk pada indikator atau standarisasi minimum penilaian.

3.       Profil Belajar Murid

Pemetaan kebutuhan murid berdasarkan profil belajar murid lebih kepada bagaimana murid belajar sesuai dengan gaya belajarnya yang beragam atau bervariasi. Misalnya pada diferensiasi proses, untuk murid yang memiliki gaya belajar visual proses pembelajaran guru dapat memberikan materi dengan menggunakan media berupa gambar-gambar, yang membantu murid dalam belajar dan mengaitkan konsep satu dengan yang lainnya sesuai dengan kehidupan sehari-hari. Demikian pula, untuk murid yang memiliki gaya belajar auditori maka guru dapat memberikan materi menggunakan atau diiringi dengan musik.

Dengan ketiga dasar pemetaan tersebut, guru akan mampu merancang pembelajaran berdiferensiasi dengan baik agar tujuan pembelajaran dapat dicapai, yaitu mampu mengakomodir segala perbedaan dari murid, apa yang dibutuhkan oleh murid dalam belajar dan apa yang dapat dilakukan oleh murid terhadap pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya serta bagaimana guru dapat merespon seluruh kebutuhan belajar murid yang berbeda tersebut.

Ada 3 strategi diferensiasi, antara laian:

i)      Diferensiasi konten , terkait dengan materi ajar yang di sampaikan kepada murid, media konkret, dan abstrak, memastikan murid dapat mengakses materi sesuai gaya belajarnya.

ii)    Diferensiasi proses, terkait dengan pemahaman murid memaknai materi yang dipelajari, dengan cara: kegiatan berjenjang memvariasikan lama waktu, mengembangkan kegiatan bervariasi menggunakan pengelompokan yang fleksibel.

iii)   Diferensiasi produk , terkait dengan tagihan pembelajaran atau hasil karya pekerjaan murid, atau sesuatu yang ada wujudnya . Seperti: tulisan/ karangan/ foto/ vidio dll.

Pembelajaran berdiferensiasi tidak berarti bahwa guru harus melakukan kegiatan yang berbeda dalam membuat perencanaan pembelajaran atau menyusun beberapa perencanaan pembelajaran untuk setiap kali pertemuan. Namun, dalam melakukan praktek pembelajaran berdiferensiasi tentunya harus dilakukan secara efektif dan efisien, mempertimbangkan moda, usaha dan waktu yang digunakan.

Melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi dengan efektif dan efisien juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Guru memiliki peran yang sangat penting dalam menciptakan atmosfer lingkungan belajar yang memungkinkan murid untuk berada dalam kondisi senang, berani dan tampil percaya diri dalam mengungkapkan ide atau pendapat. Guru tentu akan bangga jika muridnya senang dalam berkolaborasi, berpartisipasi aktif dalam diskusi, menyukai tantangan atau hal-hal baru sehingga murid mendapatkan pengalaman belajar yang bermakna.

Dalam hal ini, berbagai pendekatan dilakukan oleh guru terhadap konten, proses dan produk dalam pembelajaran berdiferensiasi untuk menumbuhkan motivasi murid agar menjadi pembelajar sepanjang hayat. Demikian pula, umpan balik, evaluasi dan refleksi secara kontinyu juga terus dilakukan agar guru pun menjadi pembelajar sepanjang hayat. Jika pembelajaran berdiferensiasi ini dilakukan dengan efektif dan efisien maka semua murid akan merasa aman dan nyaman dalam belajar serta pemenuhan kebutuhan murid dapat terwujud, tidak akan ada murid yang merasa diistimewakan atau sebaliknya. Implementasi pembelajaran berdiferensiasi ini juga akan memberikan kemudahan bagi guru dalam memetakan dan mengakomodir seluruh kebutuhan murid untuk mempersiapkan mereka dalam menghadapi tantangan dan perubahan zaman yang selalu berubah.

Langkah-langkah penerapan pembelajaran berdiferensiasi:

1. Menetukan tujuan pembelajaran.

2. Melakukan pemetaan kebutuhan belajar murid.

3. Menetukan strategi yang akan dilakukan dan alat penilaian ( menggunakan diagram equalizer)

4. Menentukan kegiatan pembelajaran : berupa konten , proses, dan produk.

5. Melakukan refleksi ( meningkatkan hal yang menjadi kekurangan dan mempertahankan hal yang menjadi kelebihan , adanya faktor pendukung dan penghambat.

 

Perlunya penerapan pembelajaran berdiferensiasi yaitu:

1. Kemampuan siswa berbeda dan beragam dalam hal minat, kesiapan, serta profil belajar siswa.

2. Agar pembelajaran berjalan dengan baik dan siswa menemukan kebahagiaan.

Berdasarkan hasil pemetaan kebutuhan belajar siswa , guru dapat mengetahui dan memahami gaya belajar siswa ( auditori, visual, dan kinestetik). Solusinya guru dapat menggunakan berbagai media pembelajaran untuk mengakomodir semua kebutuhan belajar murid.

Pembelajaran berdiferensiasi, kaitannya dengan Filosofi Pendidikan KHD

Menurut KHD  bahwa pendidikan harus berpihak pada murid. Hal ini selaras dengan pembelajaran berdiferensiasi, dimana pembelajaran berorientasi kepada kebutuhan murid, bukan keinginan guru.

Pembelajaran berdiferensiasi, kaitannya dengan Nilai dan Peran Guru Penggerak

Salah satu nilai dari guru penggerak reflektif terhadap proses pembelajaran yang sudah dilaluinya bersama murid. Guru juga harus inovatif membuat media pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan murid; dan harus mampu berkolaborasi dengan murid, sesama guru, dan orang tua murid untuk mendapatkan informasi tentang karakter belajar murid. Sehingga ada benang merah antara nilai penggerak dengan pembelajaran berdiferensiasi.

Pembelajaran berdiferensiasi, kaitannya dengan Visi Guru Penggerak

Guru Penggerak memiliki visi untuk melakukan perubahan positif pada pembelajaran yang berpihak pada murid. Melalui strategi pendekatan Inkuiri Apresiatif, guru akan menemukan kekuatan yang dimilikinya untuk mewujudkan VISI tentang murid impiannya

 Pembelajaran berdiferensiasi, kaitannya dengan Budaya Positif

Dalam pembelajaran berdiferensiasi, guru memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk atmosfir lingkungan yang positif. Lingkungan yang positif terwujud karena adanya budaya positif yang lahir dari disiplin internal dalam komunitas belajar.

Mencari hasil penelitian menggunakan publish or perish

Sebagai guru, kita tentunya harus senantiasa mengembangkan pengetahuan dan membaca artikel yang ada pada jurnal secara rutin. Hal ini diguna...