Sabtu, 07 November 2009

mana ada siapa dengan apa

hari ini setelah sekian hari, ternyata masih seperti beberapa hari lalu, sepi vakum.
entah sampai kapan ini terjadi

Senin, 03 Agustus 2009

monday greenday

hari ini hari senin. seperti biasa kostum yang dipakai yaitu kostum hijau berdasi.

akh.............

Jumat, 31 Juli 2009

jumat sibuk

harini ini terasa lain, waktu terasa begitu cepat. bangun tidur nyetrika, subuh, byuci, mandi, berangkat sambil nyaut bakpia. sampe di sekolah mbantu teman yang ngedit kerjaannya. sedangkan kerjaanku juga masih numpuk.

AKU HARUS BISA

Minggu, 29 Maret 2009

perempuan perkasa

(ketika pakde bicara)

hari ini, pakde bangga pada R dan ade.

diklat yang telah terlaksana tadi siang, diakhiri dengan pembuatan modul pembelajaran. setiap kelompok terdiri dari 3-5 personel. Alhamdulillah... BBC tidak menambah personel lagi, tidak juga melepaskan diri.

tugas yang dikerjakan adalah membuat modul Matematika SD kelas 4. pada kesempatan tadi, penjumlahan pecahan - lah yang dijadikan bahan diskusi.

LUAR BIASA, R dan ade mampu menunjukkan performa prima, kualitas nyata. betapa tidak, setelah diteliti secara cepat oleh pembicara (Prof Marchamah), ternyata modul yang dibuat oleh dua perempuan perkasa tadi, masuk dalam kategori layak naik cetak, tentunya dengan penambahan gagasan. pakde hanya terkagum-kagum sahaja.

Kamis, 26 Maret 2009

ikut diklat menulis karya ilmiah

hari ini, jumat pagi.

kemari adalah hari pertama kami mengikuti diklat penulisan karya ilmiah.

merasa paling muda dan energik, itulah kami. lha wong pesertanya kebanyakan adalah bapak dan ibu yang sedang berburu sertifikat buat njangkepi sertifikasi. akh.... nggak apa-apa. niat orang khan beda-beda.

pada hari pertama kemaren, kami belajar membedakan tajuk, kolom, artikel, opini, dan surat pembaca. simple sebenarnya... banyak orang juga bisa tahu bedanya. namun sebagai santri... ya kami harus makan pengetahuan itu... jenenge wae sinau, walopun udah tahu ya tetep wae kudu manut dengan yang nuturi kawruh.

ada satu hal yang sampe sekarang belum bisa kami mengerti, yaitu idealisme sebuah perusahaan surat kabar. mainstream sebuah media. sangat sulit bagi kami, membedakan segmentasi sebuah media, walopun secara kasat mata mudah, ini untuk kalangan well educated, ini untuk segmen umum. betapapun kami menulis sebuah artikel, tidak lepas dari idealisme media yang akan mempublikasikan karya kami.

sebelum jauh kami melayangkan ke media massa berbayar, kami baru belajar menulis di blog. yach, di blog ini kami belajar menuangkan ide dan gagasan.

hari ini, jumat... hari kedua.

materi untuk siang hari nanti adalah penulisan karya ilmiah. berarti nanti ijin, nggak ikut rapat di sekolah. sekali-sekali ijin bersama. hehehe, bukan unjuk gigi kepada khalayak sich. ijin karena ada keperluan, ini juga demi ilmu yang akan ditularkan.

selamat menulis...

BBC... bisa bisa bisa

Selasa, 10 Maret 2009

jaket

hari ini selasa 10 maret 2009.

cuaca amat panas.... butuh pelindung kulit

tapi kalau malam dingin... juga butuh pelindung kulit.

jaket?????

Rabu, 25 Februari 2009

nulis dewe

that's what friends are for

sore kemarin, bbc mengadakan acara ngumpul bareng di parkiran setda sragen. tujuan dari hajatan ini tak lain dan tak bukan adalah hang out selepas kerja.

yach, demi mencari inspirasi dan semangat, hujan-hujanan di parkiran nekat kami laksanakan.

itu dulu saja.

Senin, 23 Februari 2009

mengeluh

Hari ini sebelum kita mengatakan kata-kata yang tidak baik, pikirkan tentang seseorang yang tidak bisa berkata-kata sama sekali.

Sebelum kita mengeluh tetang rasa dari makanan kita, pikirkan tentang seseorang yang tidak punya apapun untuk dimakan.

Sebelum kita mengeluh tidak punya apa-apa, pikirkan tentang seseorang yang meminta-minta dijalanan.

Sebelum kita mengeluh bahwa Anda mungkin buruk, pikirkan tentang seseorang yang ada pada tingkat yang terburuk dalam hidupnya.

Sebelum kita mengeluh tentang pasangan kita, pikirkan tentang seseorang yang memohon kepaada Tuhan untuk diberikan teman hidup.

Hari ini...

Sebelum kita mengeluh tentang hidup kita, pikirkan tentang seseorang yang meninggal terlalu cepat. Banyakkan belakangan ini teman-teman kita yang masih begitu muda... Lah kok meninggalnya cepat sekali.

Sebelum kita mengeluh tentang anak-anak, pikirkan tentang seseorang yang sangat ingin mempunyai anak tapi dirinya mandul.

Sebelum kita mengeluh tentang rumah kita yang kotor karena pekerja rumah tangga tiodak mengerjakan tugasnya, pikirkan tentang orang-orang yang tinggal di jalanan.

Sebelum kita mengeluh tentang jauhnya kita telah menyetir mobil, pikirkan tentang seseorang yang menempuh jarak yang sama dengan berjalan.

Dan...

Disaat kita lelah dan mengeluh tentang pekerjaan kita, pikirkan tentang pengangguran, orang-orang cacat, yang berharap mereka mempunyai pekerjaan seperti kita.

Sebelum kita menunjukkan jari dan menyalahkan orang lain, ingatlah bahwa tidak ada seorang pun yang tidak berdosa.

Beberapa kali saya pernah ditanya oleh seseorang, mungkin Anda pernah tahu bahwa dalam kehidupan saya yang dulu. Saya pernah mengalami sebuah penyakit yang hampir-hampir saja membuat saya tidak ketemu Anda hari ini.

Kemudian banyak orang bertanya, kenapa bisa bertahan? Karena saya tertawa. Saya banyak tertawa. Mungkin saat itu banyak orang yang tidak tahu bahwa saya sakit.

Oh... tertawa itu menyembuhkan

Iya... tertawa itu menyembuhkan. Dan saya selalu mengatakan, ”Saya melihat banyak orang yang sakit jauh lebih parah dari saya dan mereka bertahan. Dan saya mengambil pelajaran yang luar biasa dari kehidupan itu”.

Jadi kalau Anda hanya pilek atau kesleo, atau sakit lutut biasa saja, tapi Anda mengeluh saja dengan hidup Anda. Mungkin, Insyaallah... Anda akan meninggal lebih dulu dari pada orang yang sakit jauh lebih berat dari Anda.

Berhentilah mengeluh. Hidup itu luar biasa. Hidup itu indah.

Dan nikmatilah anugerah hidup yang hari ini Anda dapatkan di depan mata Anda.

17 Sep 2008

Meningkatkan Rasa Syuku

"O Lord! that lends me life, Lend me a heart replete with
thankfulness! – Oh Tuhan yang telah memberiku kehidupan, Berikanlah
hamba hati yang penuh dengan rasa syukur!"
~ William Shakespeare (1564-1616)
Penyair, Penulis Drama, dan Seniman

Realitas yang kita hadapi memang seringkali tidak sesuai dengan
harapan. Banyak impian yang belum terwujudkan sesuai dengan
keinginan. Tekanan dan tantangan hidup kian memancing kita untuk
lebih sering mengeluh daripada bersyukur. Berikut ini kisah yang
menginspirasi agar kita meningkatkan rasa syukur.

Diceritakan tentang seorang pengemis buta. Ia memegang sebuah papan
kecil. "Saya buta, tolong bantuan!" bunyi tulisan itu. Sedihnya,
banyak orang yang sudah berlalu lalang di depannya, tetapi sangat
sedikit orang yang rela membagikan recehan mereka kepada pengemis
tersebut.

Seorang pemuda memAndang penuh iba, lalu berinisiatif mengganti
tulisan di papan tulis tersebut. Tak berselang lama, hampir semua
orang yang lewat selalu membagikan uang mereka. Sungguh dahsyat
kekuatan kalimat yang ditulis pemuda itu sehingga membuat hati banyak
orang tersentuh. "Hari ini sangat indah sekali, tapi saya tidak bisa
lihat," itulah bunyi kalimat tersebut yang penuh dengan rasa syukur.

Dari kisah tersebut saya ingin mengatakan bahwa sikap dan kata-kata
yang muncul dari hati penuh rasa syukur akan berbeda. Sikap dan kata-
kata itu akan terasa lebih indah, lebih menyentuh, dan lebih dahsyat
kekuatannya. Itulah mengapa kita perlu membiasakan diri bersyukur
kepada Tuhan YME setiap hari atas segala yang kita miliki, entah
berupa kebahagiaan, kesedihan, keberhasilan, maupun batu sandungan,
dan lain sebagainya.

Bersyukur berarti berterima kasih kepada Tuhan YME atas nikmat dan
kemurahan-Nya. Kalaupun harus menerima cobaan dalam bentuk kesulitan,
hati yang penuh rasa syukur akan berusaha memperhatikan orang yang
dalam keadaan lebih sulit atau mahkluk Tuhan YME lainnya. Pada saat
itulah kita dapat merasakan sudah mendapatkan nikmat tidak terhingga
dan merasa jauh lebih beruntung.

Contohnya cobalah Anda bandingkan kehidupan Anda sendiri dengan
kehidupan burung yang setiap pagi terbang meninggalkan sarangnya
untuk mencari makan. Hari ini burung pulang dengan perut kenyang.
Esok mungkin dia kembali dengan perut agak kenyang. Tak jarang
seharian tidak mendapatkan makanan dan kembali pulang dengan keadaan
perut kosong. Tetapi ia tidak pernah malas atau mengeluh, meskipun
kehidupannya setiap hari tidak menentu, penuh dengan tantangan bahkan
ancaman.

Bersyukur adalah cara yang paling mudah dan efektif untuk mencapai
kebahagiaan. Cobalah untuk meluangkan waktu sejenak mencatat
kenikmatan yang sudah kita rasakan hari ini. Contohnya sampai saat
ini Anda dapat bernapas dengan baik tidak sesak napas, dapat melihat
dengan jelas dan tidak kabur atau katarak, dapat melangkah dengan
baik tidak terseok-seok, dan lain sebagainya.

Di hati yang paling dalam kita pasti mampu menyadari seluruh nikmat
yang kita peroleh di setiap detak jantung kita. Hitunglah sudah ada
berapa kenikmatan dalam satu minggu ini, satu bulan, satu tahun, atau
sepanjang hidup Anda? Jumlahnya pasti sangat banyak.

Bila sudah dapat merasakan keajaiban yang mengagumkan dari setiap
detak jantung dan kesempatan yang begitu indah anugerah Tuhan YME
yang begitu besar, cobalah untuk meningkatkan rasa syukur. Hal itu
akan turut meningkatkan optimisme. Semangat kita juga akan terpacu
untuk menggunakan kesempatan yang masih kita miliki untuk melakukan
berbagai aktivitas positif, misalnya untuk meningkatkan kualitas
kesehatan, kondisi keuangan, kehidupan sosial, spiritual, pekerjaan
dan lain sebagainya.

Berusahalah untuk meningkatkan rasa syukur terhadap Tuhan YME, karena
semakin pintar mensyukuri karunia-Nya semakin mudah melawan depresi.
Hati yang penuh rasa syukur cenderung mengingat kejadian yang
menyenangkan. Orang yang selalu bersyukur juga lebih fokus terhadap
hal-hal yang positif. Sehingga mereka lebih mudah menerima dan
melakukan hal-hal yang positif dalam hidup mereka.

Sibukkan pikiran memikirkan begitu banyak kenikmatan yang telah kita
terima, dan mengagumi begitu indah anugerah Tuhan YME yang selama ini
kita nikmati. Ungkapkan rasa syukur atas semua kenikmatan yang Anda
rasakan melalui doa dan kata-kata yang baik. Aktifkan seluruh potensi
yang ada di dalam diri kita untuk melakukan aktivitas yang positif
semata-mata karena rasa terima kasih kepada Tuhan YME atas semua
kemudahan dan kenikmatan yang Anda rasakan sepanjang hari ini.

Meskipun kenyataan yang kita terima tidak sesempurna seperti yang
kita inginkan, jangan pernah mengurangi rasa syukur terhadap Tuhan
YME. Zig Ziglar mengatakan, "The more you express gratitude for what
you have, the more you will have to express gratitude for. – Semakin
Anda mengungkapkan rasa syukur atas semua yang Anda miliki, Anda
harus merasa lebih bersyukur." Semakin kita pandai mensyukuri nikmat
karunia Tuhan YME, maka kita akan semakin mudah menciptakan perubahan
luar biasa, misalnya; hidup lebih tenang, perasaan lebih peka,
penampilan lebih segar, dan menyenangkan, serta hidup lebih sukses
dan bahagia.[aho]

Sumber: Meningkatkan Rasa Syukur oleh Andrew Ho, seorang pengusaha,
motivator, dan penulis buku-buku best seller.

Selasa, 10 Februari 2009

hangout

hari ini kami maen bareng di alun-alun

deadline persahabatan

makna dari persahabatan adalah saling mendukung, saling mengingatkan.
ketika ada tugas yang harus selesai, sedangkan dari dalam diri masih malas, salah satu yang harus dilakukan adalah saling mendukung.
aku harus bisa menyelesaikan tugasku,
kamu harus bisa,
kita harus bisa,
kami pasti bisa.

selesaikan buku kerja secepatnya.

Senin, 09 Februari 2009

deadline persahabatan

makna dari persahabatan adalah saling mendukung, saling mengingatkan.
ketika ada tugas yang harus selesai, sedangkan dari dalam diri masih malas, salah satu yang harus dilakukan adalah saling mendukung.
aku harus bisa menyelesaikan tugasku,
kamu harus bisa,
kita harus bisa,
kami pasti bisa.

selesaikan buku kerja secepatnya.

tik

tugas tik

Sabtu, 31 Januari 2009

bismillah

yeach....
setelah melalui proses yang rumit dan berbelit, akhirnya terbentuklah sebuah blog yang merupakan hasil ide dan kreasi sekelompok anak muda yang menamakan dirinya BBC.
BBC merupakan akronim dari berbagai kata, Birrul Brilliant Community.

Kamis, 08 Januari 2009

MENCARI CINTA YANG SEJATI

1. Pendahuluan

Cinta adalah satu kata yang tidak asing lagi di telinga kita. Apalagi di kalangan remaja, karena sudah menjadi anggapan umum bahwa cinta identik dengan ungkapan rasa sepasang sejoli yang dimabuk asmara. Ada yang mengatakan cinta itu suci, cinta itu agung, cinta itu indah dan saking indahnya tak bisa diungkapkan dengan kata-kata, hanya bisa dirasakan dll. Bahkan Jalaludin Rumi menggambarkan saking indahnya cinta, setan pun berubah menjadi bidadari. Yang jelas karena cinta, banyak orang yang merasa bahagia namun sebaliknya karena cinta banyak pula orang yang dibuat tersiksa dan merana. Cinta dapat membuat seseorang menjadi sangat mulia, dan cinta pula yang menjadikan seseorang menjadi sangat tercela.

Kita tahu bagaimana kecintaan Khadijah ra kepada Rasulullah saw yang rela mengorbankan apa saja yang dimilikinya dengan perasaan bahagia demi perjuangan sang kekasih yang menjadikannya mulia. Sebaliknya ada pemudi yang mengorbankan kehormatannya demi untuk menyenangkan sang kekasih yang dia lakukan atas nama cinta. Atau ada remaja yang menghabiskan nyawanya dengan baygon hanya karena cinta. Cinta yang demikian yang membawanya kepada kehinaan.

Lalu, apa sebenarnya makna daripada cinta? Benarkah cinta hanyalah sepenggal kata namun mengandung sejuta makna? Atau pendapat para filosof bahwa makna cinta tergantung siapa yang memandang? Rupanya tepat seperti uangkapan Ibnu Qayyim Al Jauziah tentang cinta, bahwasanya, “Tidak ada batasan tentang cinta yang lebih jelas daripada kata cinta itu sendiri.”

Ada pun kata cinta itu sendiri secara bahasa adalah kecenderungan atau keberpihakan. Bertolak dari sini cinta dapat didefinisikan sebagai sebuah gejolak jiwa dimana hati mempunyai kecenderungan yang kuat terhadap apa yang disenanginya sehingga membuat untuk tetap mengangankannya, menyebut namanya, rela berkorban atasnya dan menerima dengan segenap hati apa adanya dari yang dicintainya serasa kurang sekalipun, dan ia tumpahkan dengan kata-kata dan perbuatan.

2. Pandangan Islam terhadap Cinta

Cinta dalam pandangan Islam adalah suatu hal yang sakral. Islam adalah agama fitrah, sedang cinta itu sendiri adalah fitrah kemanusiaan. Allah telah menanamkan perasaan cinta yang tumbuh di hati manusia. Islam tidak pula melarang seseorang untuk dicintai dan mencintai, bahkan Rasulullan menganjurkan agar cinta tersebut diutarakan.

“Apabila seseorang mencintai saudaranya maka hendaklah ia memberitahu bahwa ia mencintainya.” (HR Abu Daud dan At-Tirmidzy).

Seorang muslim dan muslimah tidak dilarang untuk saling mencintai, bahkan dianjurkan agar mendapat keutamaan-keutamaan. Islam tidak membelenggu cinta, karena itu Islam menyediakan penyaluran untuk itu (misalnya lembaga pernikahan) dimana sepasang manusia diberikan kebebasan untuk bercinta.

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya, Dia menciptakan untukmu pasangan-pasangan dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya dan dijadikan-Nya di antaramu rasa cinta dan kasih sayang,…”(Ar-Ruum: 21)

Ayat di atas merupakan jaminan bahwa cinta dan kasih sayang akan Allah tumbuhkan dalam hati pasangan yang bersatu karena Allah (setelah menikah). Jadi tak perlu menunggu “jatuh cinta dulu” baru berani menikah, atau pacaran dulu baru menikah sehingga yang menyatukan adalah si syetan durjana (na’udzubillahi min zalik). Jadi Islam jelas memberikan batasan-batasan, sehingga nantinya tidak timbul fenomena kerusakan pergaulan di masyarakat.

Dalam Islam ada peringkat-peringkat cinta, siapa yang harus didahulukan/ diutamakan dan siapa/apa yang harus diakhirkan. Tidak boleh kita menyetarakan semuanya.

“Dan di antara manusia ada orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; Mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang beriman amat sangat cintanya kepada Allah…” (Al-Baqarah: 165)

Menurut Syaikh Ibnul Qayyim, seorang ulama di abad ke-7, ada enam peringkat cinta (maratibul-mahabah), yaitu:
1. Peringkat ke-1 dan yang paling tinggi/paling agung adalah tatayyum, yang merupakan hak Allah semata.
“Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanya untuk Rabbul ‘alamiin.”
“Dan orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah (S.2: 165)
Jadi ungkapan-ungkapan seperti: “Kau selalu di hatiku, bersemi di dalam qalbu” atau “Kusebutkan namamu di setiap detak jantungku,” “Cintaku hanya untukmu,” dll selayaknya ditujukan kepada Allah. Karena Dialah yang memberikan kita segala nikmat/kebaikan sejak kita dilahirkan, bahkan sejak dalam rahim ibu… Jangan terbalik, baru dikasih secuil cinta dan kenikmatan sama si ‘do’i’ kita sudah mau menyerahkan jiwa raga kepadanya yang merupakan hak Allah. Lupa kepada Pemberi Nikmat, “Maka nikmat apa saja yang ada pada kalian, maka itu semua dari Allah (S. 2: 165).
2. Peringkat ke-2; ‘isyk yang hanya merupakan hak Rasulullah saw. Cinta yang melahirkan sikap hormat, patuh, ingin selalu membelanya, ingin mengikutinya, mencontohnya, dll, namun bukan untuk menghambakan diri kepadanya.
“Katakanlah jika kalian cinta kepada Allah, maka ikutilah aku (Nabi saw) maka Allah mencintai kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian.” (Ali Imran: 31)
3. Peringkat ke-3; syauq yaitu cinta antara mukmin dengan mukmin lainnya. Antara suami istri, anatar orang tua dan anak, yang membuahkan rasa mawaddah wa rahmah.
4. Peringkat ke-4; shababah yaitu cinta sesama muslim yang melahirkan ukhuwah Islamiyah.
5. Peringkat ke-5; ‘ithf (simpati) yang ditujukan kepada sesama manusia. Rasa simpati ini melahirkan kecenderungan untuk menyelamatkan manusia, berdakwah, dll.
6. Peringkat ke-6 adalah cinta yang paling rendah dan sederhana, yaitu cinta/keinginan kepada selain manusia: harta benda. Namun keinginan ini sebatas intifa’ (pendayagunaan/pemanfaatan).


3. Hubungan Cinta dan Keimanan

Dalam Islam cinta dan keimanan adalah dua hal yang tak dapat dipisahkan. Cinta yang dilandasi iman akan membawa seseorang kepada kemuliaan sebaliknya cinta yang tidak dilandasi iman akan menjatuhkan seseorang ke jurang kehinaan. Cinta dan keimanan laksana dua sayap burung. Al Ustadz Imam Hasan Al Banna mengatakan bahwa “dengan dua sayap inilah Islam diterbangkan setinggi-tingginya ke langit kemuliaan.” Bagaimana tidak, jikalau iman tanpa cinta akan pincang, dan cinta tanpa iman akan jatuh ke jurang kehinaan. Selain itu iman tidak akan terasa lezat tanpa cinta dan sebaliknya cinta pun tak lezat tanpa iman. Imam Ahmad meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Hurairah ra, dari Nabi saw:

“Barang siapa ingin memperoleh kelezatan iman, hendaklah ia mencintai seseorang hanya karena Allah swt.” (riwayat Imam Ahmad, dari Abu Hurairah).

Tidak heran ketika ‘Uqbah bin Al Harits telah bercerai dnegan istri yang sangat dicintainya Ummu Yahya, atas persetujuan Rasulullah saw hanya karena pengakuan seorang wanita tua bahwa ia telah menyusukan pasangan suami istri itu di saat mereka masih bayi. Allah mengharamkan pernikahan saudara sesusuan. Demikian pula kecintaan Abdullah bin Abu Bakar kepada istrinya, yang terkenal kecantikannya, keluhuran budinya dan keagungan akhlaknya. Ketika ayahnya mengamati bahwa kecintaannya tersebut telah melalaikan Abdullah dalam berjihad di jalan Allah dan memerintahkan untuk menceraikan istrinya tsb. Pemuda Abdullah memandang perintah tsb dengan kaca mata iman, sehingga dia rela menceraikan belahan jiwanya tsb demi mempererat kembali cintanya kepada Allah.

Subhanallah, pasangan tsb telah bersatu karena Allah, saling mencinta karena Allah, bahkan telah bercinta karena Allah, namun mereka juga rela berpisah karena Allah. Cinta kepada Allah di atas segalanya. Bagaimana halnya dengan pasangan yang terlanjur jatuh cinta, atau yang ‘berpacaran’ atau sudah bercinta sebelum menikah? Hanya ada dua jalan; bersegeralah menikah atau berpisah karena Allah, niscaya akan terasa lezat dan manisnya iman. Dan janganlah mencintai ‘si dia’ lebih dari pada cinta kepada Allah dan Rasul-Nya.

Dari Anas ra, dari nabi saw, beliau bersabda:

“Ada tiga hal dimana orang yang memilikinya akan merasakan manisnya iman, yaitu mencintai Allah dan rasul-Nya melebihi segala-galanya, mencintai seseorang hanya karena Allah, dan enggan untuk menjadi kafir setelah diselamatkan Allah daripadanya sebagaimana enggannya kalau dilempar ke dalam api.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Dari Abu Hurairah ra, rasulullah saw bersabda:

“Demi zat yang jiwaku ada dalam genggaman-Nya, kamu sekalian tidak akan masuk surga sebelum beriman, dan kamu sekalian tidaklah beriman sebelum saling mencintai….” (HR Muslim)

4. Cinta Kepada Allah, Itulah yang Hakiki

Cinta bagaikan lautan, sungguh luas dan indah. Ketika kita tersentuh tepinya yang sejuk, ia mengundang untuk melangkah lebih jauh ke tangah, yang penuh tantangan, hempasan dan gelombang dan siapa saja ingin mengarunginya. Namun carilah cinta yang sejati, di lautan cinta berbiduk ‘taqwa’ berlayarkan ‘iman’ yang dapat melawan gelombang syaithan dan hempasan nafsu, insya Allah kita akan sampai kepada tujuan yaitu: cinta kepada Allah, itulah yang hakiki, yang kekal selamanya. Adapun cinta kepada makhluk-Nya, pilihlah cinta yang hanya berlandaskan kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya. Bukan karena bujuk rayu setan, bukan pula karena desakan nafsu yang menggoda.
Cintailah Allah, berusahalah untuk menggapai cinta-Nya. Menurut Ibnu Qayyim, ada 10 hal yang menyebabkan orang mencintai Allah swt:
1. Membaca Al-Qur’an dan memahaminya dengan baik.
2. Mendekatkan diri kepada Allah dengan shalat sunat sesudah shalat wajib.
3. Selalu menyebut dan berzikir dalam segala kondisi dengan hati, lisan dan perbuatan.
4. Mengutamakan kehendak Allah di saat berbenturan dengan kehendak hawa nafsu.
5. Menanamkan dalam hati asma’ dan sifat-sifatnya dan memahami makna.
6. Memperhatikan karunia dan kebaikan Allah kepada kita.
7. Menundukkan hati dan diri ke haribaan Allah.
8. Menyendiri bermunajat dan membaca kitab sucinya di waktu malam saat orang lelap tidur.
9. Bergaul dan berkumpul bersama orang-orang soleh, mengambil hikmah dan ilmu dari mereka
10. Menjauhkan sebab-sebab yang dapat menjauhkan kita daripada Allah.

5. Penutup

Saling mencintailah karena Allah agar bisa mendapatkan kecintaan Allah. Dalam hadits Qudsi Allah berfirman:

“Cinta-Ku harus Ku-berikan kepada orang-orang yang saling mencintai karena-Ku,
Cinta-Ku harus Ku-berikan kepada orang-orang yang saling berkorban karena-Ku, dan Cinta-Ku harus Ku-berikan kepada orang-orang yang menyambung hubungan karena-Ku.”

Hiduplah di bawah naungan cinta dan saling mencintailah karena keagungan-Nya, niscaya akan mendapatkan naungan Allah, yang pada hari itu tidak ada naungan selain naungan-Nya.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah saw bersabda:

“Pada hari kiamat Allah berfirman: ‘Dimanakah orang-orang yang saling mencintai karena keagungan-Ku? Pada hari yang tiada naungan selain naungan-Ku ini, Aku menaungi mereka dengan naungan-Ku.” (HR. Muslim).

Bahkan Allah memuliakan mereka yang saling mencintai dan bersahabat karena Allah, yang membuat para nabi dan syuhada merasa iri terhadap mereka mereka. Nasa’i meriwayatkan dengan sanad dari Abu Hurairah ra, Rasulullah bersabda:

“Di sekeliling ‘Arsy, terdapat mimbar-mimbar dari cahaya yang ditempati oleh suatu kaum yang berpakaian dan berwajah cahaya pula. Mereka bukanlah para nabi atau syuhada, tetapi para nabi dan syuhada merasa iri terhadap mereka.” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, beritahulah kami tentang mereka!” Beliau bersabda, “Mereka adalah orang-orang yang saling mencintai, bersahabat, dan saling mengunjungi karena Allah.”


“Ya Allah, kurniakanlah kepada kami Cinta terhadap-Mu dan Cinta kepada mereka yang mencintai-Mu, dan apa saja yang mendekatkan kami kepada Cinta-Mu, dan jadikanlah Cinta-Mu itu lebih berharga bagi kami daripada air yang sejuk bagi orang yang dahaga.”


Akhirul qalam, tanyailah diri kita masing-masing:
1. sudahkah aku menemukan cinta yang hakiki, cinta yang sejati dalam hidup ini?
2. Sejauh mana aku mengenal-Nya, asma’ (nama)-Nya, sifat-sifat-Nya, kehendak-Nya, larangan-Nya?
3. Seringkah aku mengingat-Nya, menyebut nama-Nya melalui zikir-zikir yang panjang?
4. Seringkah aku mendekatkan diri kepada-Nya dengan sholat serta ibadah-ibadah lainnya?
5. Seringkah aku merintih, mengadu dan mengharap kepada-Nya melalui untaian doa yang keluar dari lubuk hati.
6. Sudahkah aku mengikuti kehendak-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya?
7. Apakah aku mencintai seseorang karena-Nya atau karena doringan nafsuku sendiri?
8. Sejauh mana aku berusaha untuk mengekang hawa nafsuku sendiri?


Wallahu alam bishshawab
Gunma, 2 Agustus 2002
Oleh: Ir. Munasri Hadini MSc.



--------------------------------------------------------------------------

Mencari hasil penelitian menggunakan publish or perish

Sebagai guru, kita tentunya harus senantiasa mengembangkan pengetahuan dan membaca artikel yang ada pada jurnal secara rutin. Hal ini diguna...