Rabu, 22 Maret 2023

Jurnal Dwimingguan 7 Coaching untuk Supervisi akademik



Jurnal dwimingguan 7

Modul coaching untuk supervisi akademik

 

Peristiwa

Tidak terasa pendidikan guru penggerak telah sampai di pertengahan. Pada modul 2.3, kami belajar mengenai Coaching untuk supervisi akademik. Mulai dari diri dimulai pada tanggal 6 Maret 2023, atas arahan dari BBGP dan fasilitator. Selanjutnya kami mempelajari materi perbedaan coaching dengan mentoring-training-fasilitasi-konseling, membuat pertanyaan dengan alur TIRTA. Semua materi dasar ini kami pelajari di eksplorasi konsep dan diskusi tatap maya.

Pada forum Eksplorasi konsep kami mendapat kesempatan untuk saling bertanya secara berpasangan antar CGP. Masing-masing bertindak sebagai coach dan coachee secara bergantian dan direkam. Setelah itu masing-masing juga harus memberikan refleksi atas coaching yang berlangsung. Jumat 17 Maret 2023), menginjak materi elaborasi pemahaman, dimana saya berlatih dengan pak Triyanto menerapkan Coaching menggunakan alur TIRTA. Pada hari Sabtu 18 Maret 2023 dilaksanakan coaching dan direkam kemudian diunggah di LMS.

Berikutnya dalam Demonstrasi Kontekstual, kami diberi tugas untuk melaksanakan praktik coaching berpasangan 4. Saya dengan pak Milan, bu Anis, serta ibu Endang. Kami melakukan rekaman di SMA N 1 Sragen.

 

Perasaan

Belajar modul ini saya serasa sangat senang dan puas. Sebelumnya saya kurang memahami perbedaan coaching dengan metode lainnya (mentoring, training). Setelah belajar dengan memahami alur pertanyaan, saya semakin percaya diri untuk melakukan dan menggali gagasan dan membantu coachee.

 

Pembelajaran

Dari modul coaching untuk supervisi akademik saya belajar mengenai perbedaan coaching dan metode lainnya.

Saya belajar juga mengenai paradigma berpikir coaching seperti : 1. Fokus pada coachee/rekan yang akan dikembangkan, 2. Bersikap terbuka dan ingin tahu, 3. Memiliki kesadaran diri yang kuat, serta 4. Mampu melihat peluang baru dan masa depan.

Saya juga belajar mengenai prinsip coaching yaitu kemitraan, proses kreatif, dan memaksimalkan potensi. Dalam berinteraksi dengan rekan sejawat atau siapa saja, kita dapat menggunakan ketiga prinsip coaching tersebut dalam rangka memberdayakan orang yang sedang kita ajak berinteraksi.

Setelah memahami paradigma berpikir dan prinsip coaching, saya belajar mengenai kompetensi inti coaching yaitu kehadiran penuh, mendengarkan aktif (mendengarkan dengan RASA), menggunakan pertanyaan berbobot.

Pada alur TIRTA saya belajar membuat pertanyaan yang berbobot melalui tahapan TIRTA (Tujuan, Idantifikasi dan Rencana, serta Tanggung jawab). Pada akhir TIRTA dipelajari juga mengenai cara memberi umpan balik yang baik.

Pada sub modul 2.3.4 saya mulai belajar mengenai Supervisi Akademik dengan Paradigma Berpikir Coaching. Pada materi ini saya belajar mengenai tahapan pelaksanaan supervisi akademis dimulai dari supervisi akademik dengan paradigma berpikir Coaching, Tindak lanjut Supervisi, dan diakhiri dengan Kepala Sekolah sebagai seorang Coach.

 

Saya belajar bahwa inti dari coaching bukanlah memberi tahu coachee, namun menggali jawaban dari coachee menggunakan alur pertanyaan TIRTA. Dengan memahami alur pertanyaan TIRTA, coachee mampu memecahkan masalahnya sendiri.

Dalam supervisi akademik, alur TIRTA digunakan untuk membantu pelaksanaan pembelajaran yang berkualitass di sekolah. Dengan kemampuan ini CGP diharapkan menjadi pelopor penggerak pembelajaran berkualitas di sekolah.

 

Penerapan

Hal yang harus saya lakukan dari modul ini, pertama adalah mengulang-ulang cara bertanya saya. Saya harus berlatih untuk bertanya tanpa menggurui, bertanya tanpa merendahkan. Saya akan mulai melakukan coaching untuk peserta didik, kemudian guru di jenjang yang sama. Saya yakin dengan coaching ini mampu meningkatkan peran saya sebagai rekan sejawat yang baik atau guru yang baik.

 

Guru Bergerak, Indonesia Maju

Sabtu, 11 Maret 2023

Jurnal Refleksi dwimingguan 6 Pembelajaran Sosial Emosional






JURNAL REFLEKSI PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL

Anton Budi Nugroho, SD Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen

Calon Guru Pengerak Angkatan 7

 

FACT (PERISTIWA)

Tidak terasa, dwimingguan keenam tiba. Tanggal 23 Februari 2023 kami selaku CGP angkatan 7, mulai membaca Mulai dari diri. Kami diberi kesempatan untuk membaca Eksplorasi konsep dan diskusi asinkron di LMS. Materi yang ada di modul ini lumayan banyak. Kami diberikan beberapa pertanyaan tentang pengalaman yang pernah kami alami yang berhubungan dengan tugas kami sebagai pendidik yang berkaitan dengan sosial dan emosional. Bagaimana kami menghadapi krisis tersebut, bagaimana kami bisa bangkit dari krisis tersebut, serta apa yang kami pelajari dari krisis tersebut. Kemudian ada eksplorasi konsep yang berisi materi-materi tentang Kompetensi Sosial Emosional, Pembelajarannya serta Implementasinya di sekolah. Selain itu  juga ada tugas-tugas yang berisi refleksi dari tiap-tiap materi yang telah kami pelajari.

Pada tanggal 28 Februari 2023 dilaksanakan diskusi di Ruang Kolaborasi membahas pembahasan sosial emosional bersama fasilitator bapak Darsono. Pada kesempatan terrsebut kami membahas 2 LK mengenai kompetensi sosial emosional. Kami satu kelompok bertiga bersama ibu Riza Sasika dan pak Triyanto. Kami bertiga membahas Kompetensi Sosial Emosional di jenjang TK.

Pada tanggal 1 Maret 2023 dilaksanakan pleno dan presentasi dari kelompok kecil yang pada hari pertama telah melaksanakan diskusi. Kami bertiga mendapat kesempatan ketiga. Hasil diskusi dimasukkan dalam ungga ruang kolaborasi. Selanjutnya dilakukan Demonstrasi Kontekstual berupa RPP yang memuat KSE. Elaborasi pemahaman bersama instruktur Bapak Warjianto Panca Wasono dilaksanakan pada hari Senin, 6 Maret 2023 jam : 15.30 - 17.00 WIB. Pada hari Rabu 8 Maret 2023 saya mendapat kesempatan untuk melaksanakan Pendampingan Individu ketiga. Kesempatan ini saya gunakan untuk berdiskusi mengenai visi BAGJA dan sedikit mengenai RPP KSE.

Feeling (Perasaan)

Menurut saya, Selama mempelajari modul 2.2 tentang Pembelajaran Sosial Emosional, banyak sekali perasaan yang saya rasakan. Saya  senang, karena bertambah lagi ilmu saya peroleh, terutama  bagaimana saya mampu mengenali emosi. Saya juga merasa bersalah kepada murid, karena ketidakmampuan saya mengelola emosi tersebut, murid saya yang akan menerima akibatnya. Saya merasa optimis untuk bisa melaksanakan KSE di kelas, sejak mendapatkan pemahaman dari penyusunan RPP saat dilaksanakannnya elaborasi pemahaman yang dilakukan oleh isntruktur.

 

Finding (pembelajaran)

Dari modul 2.2 tentang pembelajaran sosial emosional, saya mendapat banyak ilmu baru. Dari modul ini saya belajar  bahwa mengenali emosi diri sebelum melakukan setiap tindakan itu harus dilakukan, agar tindakan tersebut tidak berdampak buruk bagi diri sendiri maupun orang lain. Setiap tindakan seharusnya mempertaimbangkan keselamatan dan kesejahteraan.

Selain mengenali emosi diri, saya juga dituntut untuk mampu mengelola emosi tersebut agar mampu kembali ke keadaan semula yaitu dalam keadaan yang bahagia. Ilmu baru yang saya dapatkan di modul ini seperti kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. Semua materi tersebut menginginkan terciptanya hubungan yang baik dan positif dengan sesama rekan kerja, dengan murid maupun dengan masyarakat disekitar kita.

Lima kompetensi dalam pembelajaran sosial dan emosional diantaranya kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi, pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.  Selanjutnya saya juga belaja mengenai mindfulness, yaitu kesadaran penuh (mindfulness) sebagai dasar penguatan 5 (lima) Kompetensi Sosial dan Emosional.

Salah satu cara yang digunakan untuk meningkatkan kesadaran penuh adalah Teknik STOP, yaitu berhenti sejenak, ambil nafas dalam, amati sensati pada tubuh, perasaan, pikiran, dan lingkungan, dan selessai kemudian lanjutkan kembali aktivitas yang akan dilakukan. Kompetensi 5 KSE berdasarkan kesadaran penuh akan menciptakan kesejahteraan psikologis atau yang disebut dengan well-being.

 

Future (penerapan)

Rencana saya setelah mendalami modul 2.2 ini adalah melaksanakannya di kelas terlebih dahulu. Saya akan memulai dengan kesadaran penuh sebelum memulai pelajaran, kemudian juga mengintegrasikan kompetensi tersebut dalam pembelajaran saya seperti menerapkan kompetensi kesadaran sosial dalam kegiatan diskusi di kelas, kemudian menerapkan keterampilan berelasi pada saat melakukan refleksi ataupun memberikan umpan balik terhadap hasil kerja teman maupun penjelasan guru dengan menggunakan kata-kata yang positif dan mudah dimengerti.

Demikianlah hasil refleksi dwi mingguan pada modul 2.2 tentang pembelajaran sosial emosional.

Guru Bergerak, Indonesia Maju

 

 

Mencari hasil penelitian menggunakan publish or perish

Sebagai guru, kita tentunya harus senantiasa mengembangkan pengetahuan dan membaca artikel yang ada pada jurnal secara rutin. Hal ini diguna...