Selasa, 27 September 2011

MENJADI BESAR BERSAMA

INI ADALAH PETIKAN SEBUAH WEB
 Kemudian.com
""
Kemudian.com adalah wadah berkhayal, bukan bercerita tentang kehidupan sebenarnya. Disini cerita tentang hal yang mustahil adalah wajar.
Penulis dapat menampilkan cerita yang telah rampung atau cerita yang baru tercetus idenya, settingnya, tokohnya atau bahkan endingnya. Setiap anggota boleh menambahkan bagian lain dari cerita, kemudian bersama-sama kita membentuk cerita itu menjadi suatu cerita yang utuh.
Karena semua keberhasilan berawal dari mimpi, mengapa kita tak bermimpi bersama-sama?

.....
baru terfikirkan bahwasanya kami punya kebiasaan berkhayal bersama untuk menghabiskan malam bersama. Kalo web cerita yang saya kutipkan diatas menggunakan media blog, kami dulu menggunakan media 160 karakter.
Merindu kebersamaan menyusun cerita seperti dulu.

belanja online

Senin siang, 27 september 2011 pukul 12.45 WIB.

Saya bercerita kepada teman saya mengenai  pengalaman online trading (lebih tepatnya membeli barang secara online). Jujur, sampai saat ini keinginan saya mengeruk rupiah di dunia maya masih jauuuuuh dari kenyataan.
Saya bercerita mengenai mekanisme pembayaran online, mulai dari pesan barang, transfer barang, hingga barang di tangan.
Satu pertanyaan teman saya "piye nek kuwi ngapusi, wis transfer trus ora dikirim?" (Bagaimana jika itu ternyata bohong belaka, sudah transfer, ternyata barang tidak dikirim?). Saya pun diplomatis menjawab, tak semudah itu menipu. Kredibilitas sebuah toko lah yang membuktikannya. Maksudnya, agar tidak terkecoh, belilah di toko yang tepat.
Kita wajib waspada pada setiap tawaran yang murah, dan sebagainya. Namun yang lebih tepat adalah tidak lantas melabeli toko online itu apus-apusan.
Sebagai contoh, sebuah kamera digital seharga Rp. 1.000.000,00 di Yogyakarta, sementara saya tinggal di Sragen. Banyak orang berpendapat untuk memberi solusi "belilah di Solo". Namun perlu diingat, harga di Solo belum tentu sama dengan di Yogyakarta. kalaupun harganya ternyata sama, saya akan memilih untuk membeli online di Yogyakarta dengan asumsi biaya paket pos Rp 25.000,00, ternyata saya lebih enak dan nyaman.
Pertimbangannya :
1. Waktu : dibutuhkan waktu yang lama untuk sekedar ke Solo, itupun harus di hari libur.
2. Biaya perjalanan : dengan moda transportasi yang irit (sepeda motor), setidaknya saya menghabiskan Rp 10.000,00 untuk bahan bakar.
3. Makan, walo sekedar bakso, saya akan menghabiskan setidaknya Rp 10.000,00 untuk mengisi perut.
4. Lelah, ini faktor yang intangible. Saya tidak bisa mengkonversi lelah dengan biaya tukang pijit.
5. Keinginan lain, ketika saya memutuskan pergi ke solo hanya ke satu tempat saja, rasanya tidak efisien, maka saya harus pergi mencari barang lain atau tempat lain, yang mungkin tidak saya butuhkan. Yang saya butuhkan hanyalah kamera.
 Semoga yang saya tulis bisa menjadi pertimbangan anda.
Memang kasusitik dan pada tingkat harga tertentu, membeli online akan lebih murah dan enak.Namun, untuk anda yang merasa sibuk dan berat hati keluar rumah, membeli online bisa dipertimbangkan.
Selamat berbelanja.

Senin, 26 September 2011

Jangan ‘Duakan’ Anak Anda dengan Ponsel Kesayangan


[renungan] untuk waktu dan kesempatan yang tak terganti dan tak bisa terulang kembali....
Tidak bisa lepas dengan yang namanya BBM-an, SMS-an atau hal-hal yang berhubungan dengan teknologi seringkali dialami oleh siapa saja, termasuk orang tua. Tidak jarang saat berbicara dengan anak, para orang tua melakukannya sembari tangannya sibuk di atas keypad ponsel. Apalagi dengan kemunculan situs jejaring yang membuat candu yakni Twitter dan Facebook, semua orang seakan-akan tersihir untuk selalu update dengan apa yang terjadi di dunia maya.
Mengecek timeline Twitter saat ngobrol dengan buah hati atau mengomentari postingan teman di Facebook ketika menyiapkan makan malam adalah hal yang tidak bisa dibiarkan berulang-ulang terjadi.
Apalagi dengan penelitian yang dilakukan oleh Stanford University, para orang tua yang memiliki kebiasaan di atas harus mempertimbangkannya lagi. Para peneliti menemukan bahwa orang-orang yang berkutat dengan berbagai sumber yang disediakan oleh piranti-piranti elektrobik berkecenderungan untuk tidak fokus atau mengingat sesuatu sebaik orang yang melakukan satu pekerjaan dalam satu waktu.
Meletakkan atau mematikan sementara berbagai piranti elektronik saat anak Anda membutuhkan Anda juga penting bagi anak-anak terutama untuk perkembangan emosi dan kemampuan sosialnya. Jika anak sering menyaksikan Anda mengutak atik ponsel saat sedang bersamanya maka bisa jadi ia mengira sebuah ponsel lebih penting dibanding mereka. Bagi para orang tua yang merasa kecanduan dengan pirantinya, berikut beberapa tips yang bisa diterapkan dan lihat hasilnya nanti.
1. Waktu bertatap muka
Selalu sediakan waktu untuk berbicara secara tatap muka dengan anak-anak. Jangan lakukan hal lain saat Anda berbicara dengan mereka dan paksa mereka untuk menatap Anda ketika kalian berbincang. Jika Anda dan anak-anak mengerti bahwa tatap muka itu hal yang penting, maka mereka akan fokus alih-alih memberikan perhatian ke sekelilingnya.
2. Matikan media elektronik
Matikan televisi, telepon, komputer, game dan piranti elektronik lainnya yang berkemungkinan bisa menggangggu waktu bicara dengan buah hati. Pertimbangkan bahwa piranti-piranti elektronik tersebut bisa berisiko pada kesehatan sosial dan emosional anak.
3. Seimbangkan penggunaan media yang ada
Tidak apa-apa jika anak-anak berinteraksi dengan teman-teman mereka secara online bila mereka memang memiliki waktu untuk memakai teknologi tatap muka seperti video call atau skype.
4. Luangkan waktu untuk makan malam bersama keluarga
Usahakan Anda memiliki waktu untuk dinner bersama keluarga. Nah saat dinner, pastikan semua teknologi tidak ada di atas meja. Akan menjadi hal yang percuma jika Anda makan namun sambil SMS-an. Ajarkan pula hal ini pada anak-anak bahwa untuk ‘terhubung’, mereka harus ‘berhubungan’.
Sumber: CNN

Jumat, 23 September 2011

andorid itu bukan linux

pada pemilihan mas dan mbak RSBI-SMP N 1 Sragen kemaren (22 Sep 2011) seorang juri bertanya kepada salah satu kontestan, pertanyaannya "Apa sistem operasi yang digunakan pada PC Tablet?", dijawab "LINUX". Sang juri tidak membenarkan atau menyalahkan, namun menjawab "ANDROID".
hehehe, nampaknya sang juri tak begitu paham akan gadget yang ditentengnya. sang Juri yang tak lain adalah seorang kepala sekolah setempat menenteng samsung galaxy tab 7" rupanya tak mau tau (semoga cuma belum tahu) bahwa android yang open source juga linux.
eh, jangan-jangan saya juga salah kalo mengkategorikan android sebagai linux. 

Kamis, 08 September 2011

powerpuff girls

Dhiniaty Gularso, Dyah Kumalasari, B Nurrohmah Fitri Agustyani
3 orang manusia yang bersama saya di bus 2 kloter 1 saat KKL I 1998.
Malam kedua yang kami lalui di Hotel Griya Laksana, Purwodadi, Grobogan. Setelah acara kuliah bersama, acara dilanjutkan dengan plotting data GPS ke Peta.
Hari kedua diawali dari mini diapir di pinggiran Waduk Gajah Mungkur, Karamba Waduk, Gunung Gandul, hingga dilanjutkan ke lembah bengawan solo.
Siang hari, kami sampai di DOME SANGIRAN, mengenang jaman batu.
Sore hari tibalah kami di hotel terbesar di kota Purwodadi.

Jam menunjukkan 22.00 WIB saat itu, saat semua asyik dengan kelompoknya, kebetulan saya yang berada dekat dengan TAPE DECK. Hiburan satu-satunya kala itu yang disediakan oleh pengelola hotel di AULA pertemuan. Sajian lagu dari Radio FM silih berganti dengan memutar tuner. Selesai satu lagu, dhini teriak "ayo, dije, ganti lagu!". Selesai lagu, giliran Lala (Dyah Kulamasari), Bee (B Nurrohmah). Waktupun terus berlalu, hingga plotting hari kedua selesai.
.....sejak saat itu, mereka menyapa saya dengan pakdije, mr.DJ.

Powerpuff girls
Saat ada acara hari Kartini, Jamaah Mushola Geografi (JMG) mengadakan acara membuat nasi goreng berkelompok. Kebetulan, 3 orang tersebut juga ikut. Saya bertanya, "groupmu jenenge apa? DJ's angels ya?"
Mereka menolak, mereka memilih nama POWERPUFF GIRLS.

Rabu, 07 September 2011

youtube

akhir-akhir ini, setiap kali kita menyimak acara televisi, seringkali muncul
sumber : youtube
courtesy youtube

mmmm,,,,,, apakh ini pertanda youtube sebagai referensi resmi video di tanah air? kalo sudah youtube, berarti sudah ampuh???

saptuari

AGUSTUS 1998
Saptuari Sugiharto, mahasiswa baru fakultas geografi. Pria kriting itu dijuluki SITORUS oleh teman2nya. yach, di era 98 manakala orde reformasi, isu SARA berkembang, muncul iklan layanan masyarakat JOKO-SITORUS-ACHONG.
secara aklamasi hampir 200an mahasiswa fakultas geografi memilihnya sebagai ketua angkatan. dia terpilih karena selama mengikuti ORIENTASI KAMPUS (pengganti OPSPEK) sangat aktif dan vokal.
kesehariannya, anak gendut ini mengendarai BLACK ASTREA, entah keluaran tahun berapa, masih menampung tubuhnya yang gede.
sebagai mahasiswa baru yang lagi seneng2nya membanggakan diri, saptuari yang ketua angkatan ini mencoba "jualan" jaket angkatan. kala itu jaket bolak balik dihargai 65 ribu. alhasil hampir semua pesen, secara mau dipakai buat lebaran yang jatuh di awal tahun 1999.
sukses pun diraihnya, walopun ada nada miring dari rekan2, mulai kain yang tidak bagus, kombinasi warna yang norak, dan desain yang wagu.INI UMPATAN PERTAMA.
KKL I adalah mata kuliah wajib mahasiwa geografi. dengan tajuk pengenalan bentang lahan jawa-bali, si saptu sebagai ketua angkatan sekaligus sebagai panitia, diberi amanah untuk membuat sukses acara 9 hari tersebut.
tahap pertama diadakan pelelangan biro perjalanan, entah dengan metode apa, panitia yang digawangi si saptu memilih GEOWISATA (sebuah biro yang dibuat oleh para senior mahasiswa GE), kala itu biaya yang dibayar oleh mahasiswa untuk KKL sebanyak Rp 450.000,00 dicicil 3 kali (sebagai perbandingan, SPP kala itu sebesar Rp.250.000,00).
jika KKL JAWA-BALI itu sekarang masih ada, entah harus bayar berapa untuk 9 hari perjalanan.
panitiapun kemudian mencari sponsor untuk mendukung acara ini. dua sponsor yang masih saya ingat adalah WATON T-SHIRT dan AYAM PENYET. kenapa ayam penyet, karena kala itu, ayam penyet merupakan makanan yang cukup bergengsi.
hari keberangkatan pun tiba. untuk perjalanan selama 9 hari, akan saya tulis berikutnya.
UMPATAN SELANJUTNYA :
- kaos made in WATON newyorkarto : sablonan kaos yang bagus, namun gambar terlalu besar, (lagi2) wagu.
- TOPI (desain mirip topi tentara jepang untuk melindungi tengkuk) : warna hijau hansip, tidak match dengan kaos abu (warna kaos yang trend kala itu, abu2 mirip punya DAGADU).

---
dari kejadian tersebut, pada KKL II (pengukuran proses fisik,sosekbud di BAYAT KLATEN) si saptu tidak dipilih lagi menjadi ketua, digantikan oleh AGUS ROSANTIKA.
sejak saat itu, saptu mulai aktif jualan, membuat desain stiker dan dititipkan di KOPMA.Pernah juga ke kampus jualan KARTU HALO.
KKL III PPW (potensi desa dan otonomi daerah, se-DIY), saptu mulai insyaf, sebagai ketua MAHENDRA SULISTYAWAN (sekarang sudah di BAPPEDA TULUNGAGUNG, magister planologi di UNDIP) mempersilahkan saptu untuk jualan kaos, dengan catatan, kaos diluar tanggung jawab panitia KKL III.


saptu pun mulai jarang ngampus, hingga tiba2 membawa proposal tentang dampak geografis iklan radio (dengan dosen unik, pak Luthfi Muta'ali), dengan GeRONIMO.FM sebagai kajiannya.

---
suatu hari, mas priya (teman kos, angkatan 95 GE), membawa brosur KEDAI DIGITAL. Mas Priya bilang, yang punya ini anak 98. Mas Priya pesen MUG yang ada fotonya.
Selang tak berapa lama, KEDAI DIGITAL buka cabang di Deresan.
Saat naik SUMBER KENCONO, di lampu merah UMS, saya melihat tulisan KEDAI DIGITAL, wheleh, sudah sampai di SOLO. ternyata dia makin menggurita.

Mencari hasil penelitian menggunakan publish or perish

Sebagai guru, kita tentunya harus senantiasa mengembangkan pengetahuan dan membaca artikel yang ada pada jurnal secara rutin. Hal ini diguna...