senin
hari ini, kembali saya mupeng, karena teman saya, yang guru dan pns
di kota surakarta mendapat kesempatan untuk mengikuti TOT di
Bandungan.
Sudah
sekian tahun saya belajar Linux secara otodidak, melalui buku, blog
dan internet. Alhasil, dibandingkan dengan teman-teman di instansi
kami, bisa dikatakan saya lah yang paling sering menggembar-gemborkan
LINUX, UBUNTU, dan SOFTWARE ANTI BAJAKAN. Walaupun selama ini saya
masih juga menggunakan Windows bajakan, namun setidaknya saya tahu
bahwa suatu saat harus hijrah menunju BERSIH.
Jika
selama ini belajar melalui jalur nonformal, saya butuh sesuatu yang
agak formal, setidaknya denga TOT atau pembekalan perLINUXan.
KEsempatan yang berasal dari BPTIK Propinsi JAwa Tengah inilah yang
tidak bisa saya dapatkan.
Kenapa
butuh TOT atau Pelatihan dari lembaga negara?
Barangkali
ini yang kami butuhkan. Selama ini, kami gerilya untuk mengajak
menggunakan Linux, setidaknya mau mengerti bahwa linux tak sekejam
yang mereka pikirkan selama ini, sulit dipahami, sulit dipelajari, begitulah makna kejam yang saya maksudkan. Pernah dalam suatu kesempatan kami
saya menghadap kepala sekolah untuk menggunakan Linux, dan sang
kepala tersebut mengatakan "Khan setelah dari SD anak akan
kembali menggunakan Windows, dan lomba-lomba yang digelar pun
menggunakan Microsoft". Itu yang menjadi alasan kepala sekolah,
dan itupun saya iyakan.
Kesempatan
kedua, dengan kepala sekolah yang berbeda. Sang kepala sekolah
tidak menolak ataupun mengiyakan, hanya silahkan.
Lantas, mengapa
juga saya tidak segera mengajak beramai-ramai mengajak LINUX???
Pertama,
saya butuh provokasi dari "Pemerintah". Hal ini menjadai
penting manakala dari Dinas Pendidikan atau Dinas lain, gencar mengkampanyekan penggunaan Open Source, sehingga semua warga di sekolah ini akan lebih tergugah, minimal karena terpaksa.
Kedua, .... tunggu alasan saya selanjutnya
0 komentar:
Posting Komentar