KONEKSI ANTARMATERI
Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran
Oleh: Anton Budi Nugroho_CGP ANGKATAN 7_KAB.SRAGEN
Sebelum mengajar di SD ini,
saya pernah mengajar di pulau Sumatera selama 4 bulan, pada tahun 2007. Saya
mencoba mencari peruntungan di tanah rantau. Karena latar belakang saat itu
bukan pendidikan, akhirnya saya kembali ke Jawa untuk mengambil akta 4.
di tahun 2008 saya mulai
mengajar di sekolah ini. Dari pengalaman tersebut saya banyak belajar bagaimana
mengambil keputusan yang berhubungan dengan dilema etika dan bujukan moral.
“Mengajarkan
anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama
adalah yang terbaik”
(Teaching kids
to count is fine but teaching them what counts is best).
Bob Talbert
Kaitan antara proses
pembelajaran dengan kutipan diatas, menurut saya adalah bahwa dalam kehidupan
sehari-hari kita tidak lepas dengan permasalahan dilema etika, dimana sebagai
seorang guru kita seringkali mengalami dilema dalam pembelajaran, antara
mengedepankan materi atau nilai dari sebuah materi melalui pendidikan karakter.
Bagi saya sebuah keputusan
harus dapat dipertanggungjawabkan, dan senantiasa berpihak pada murid. Hal ini
dengan harapan agar keputusan kita mempunyai dampak positif bagi lingkungan
sekolah yaitu terciptanya lingkungan yang aman, nyaman, tanpa adanya
perselisihan
Bagaimana Anda sebagai seorang
pemimpin pembelajaran dapat berkontribusi pada proses pembelajaran murid, dalam
pengambilan keputusan Anda?
Seorang pemimpin pembelajaran
mampu berkontribusi pada proses pembelajaran murid dengan cara menuntun siswa
untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan kodratnya. Dari pengalaman
pembelajaran ini siswa akan mendapatkan kebahagiaan melalui merdeka belajar.
Pengambilan keputusan dalam pembelajaran harus mengutamakan kebutuhan belajar
murid, yang dapat dilaksanakan melalui pembelajaran berdiferensiasi.
Dari kutipan diatas, dapat
ditarik benang merah hubungan antara proses pembelajaran dan pengambilan
keputusan. Modul ini memberikan pengetahuan bagaimana posisi guru dalam
pengambilan keputusan yang terkait dengan dilema etika atau bujukan moral,
tetap senantiasa memperhatikan nilai-nilai kebijakan universal, tanggungjawab,
dan berpihak pada murid. Kutipan tersebut merupakan dilema etika yang dapat
diputuskan melalui 9 langkah pengambilan keputusan
Bagaimana pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi
Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan
keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran diambil?
Saat menghadapi sebuah masalah
yang menuntuk guru untuk mengambil keputusan, maka guru harus ingat dengan pratap triloka dalam pendidikan sebagai
sistem among yang diusung oleh KHD antara lain :
- Ing ngarsa sung tuladha ,
maknanya adalah, seorang guru menjadi teladan bagi muridnya, memimpin, agar pantas ditiru.
- Ing madya mangun karsa,
maknanya, seorang guru melalui kemampuannya
memberdayakan, menyemangati, mampu menumbuhkan kualitas diri sendiri dan
murid.
- Tut wuri handayani, yaitu peran
guru sebagai motor penggerak yang memotivasi serta mendorong muridnya berkembang
ke arah positif..
Kaitannya dengan pengambilan keputusan, seorang
pemimpin (guru) harus mampu mengambil sebuah keputusan yang tepat, arif,
bijaksana, dan berpihak kepada siswanya. Seorang pemimpin (guru) harus mampu
menjadi teladan bagi orang-orang yang dipimpinnya (siswa), seorang pemimpin
(guru) harus mampu membangun semangat orang-orang yang dipimpinnya (siswa), dan
seorang pemimpin (guru) harus mampu memberikan motivasi kepada orang-orang yang
dipimpinnya (siswa) untuk dapat mengembangkan minat, bakat, dan potensi yang
dimiliki.
Dalam menjalankan peran sebagai guru, ada kalanya guru
dihadapkan dalam situasi yang mengandung dilema etika dan bujukan moral. Dilema
etika merupakan sebuah situasi dilematis yang terjadi. Ketika seseorang harus memilih antar dua pilihan, dimana kedua pilihan benar secara moral, tetapi bertentangan. Bujukan moral
adalah sebuah situasi ketika pendidik harus memilih keputusan benar atau salah.
Menurut saya pengaruh pandangan Ki Hajar Dewantara
dengan filosofi Pratap Triloka terhadap sebuah pengambilan keputusan sebagai
seorang pemimpin pembelajaran adalah guru menyadari bahwa dalam lingkungan
sekolah akan ditemukan berbagai dilema etika dan bujukan moral. Maka dari itu disinilah
guru harus memiliki kompetensi dan peran sesuai dengan filosofi Pratap Triloka
dari KHD dengan cara menjadi sosok teladan yang positif, motivator, dan
sekaligus moral support bagi murid untuk mewujudkan profil
pelajar Pancasila dan merdeka belajar sehingga guru seyogyanya selalu
mengacu pada 9 langkah dalam pengujian dan pengambilan keputusan dalam situasi
yang menantang dan bersikap reflektif, kritis, dan kreatif dalam proses
tersebut.
Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita,
berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu
keputusan?
Nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, tentu
berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu
keputusan. Dalam pengambilan keputusan, kita mengenal ada tiga prinsip yang
dapat kita ambil yakni Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking),
Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking), dan Berpikir Berbasis
Rasa Peduli (Care-Based Thinking). Prinsip-prinsip yang kita ambil dalam
pengambilan suatu keputusan tentunya berkaitan dengan nilai- nilai yang
tertanam dalam diri kita.
Salah satu nilai kebajikan
universal yang menjadi acuan dalam nilai-nilai kebajikan tanggung jawab. Nilai
ini sangat penting dalam hal ini, mengingat sebuah keputusan yang diambil harus
dapat dipertanggungjawabkan. Melalui sikap tanggung jawab dari dalam diri,
sebuah keputusan yang kita ambil akan mencerminkan
bagaimana prinsip diri kita berdasarkan ketiga prinsip pengambilan keputusan,
sehingga akan mendorong terwujudnya wellbeing dalam ekosistem pendidikan.
Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan
dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau
fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian
pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan
tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas
pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh
sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.
Pada materi pengambilan keputusan yang telah CGP pelajari,
CGP memiliki hubungan yang erat dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan)
yang telah dilakukan pada modul 2.3. Jika pada proses coaching kita (sealku coach) berupaya untuk membantu agar coachee dapat membuat keputusannya
secara mandiri maka dalam modul ini kita kembali melakukan refleksi apakah
keputusan yang dibuat tersebut dapat dipertanggungjawabkan. Dalam pembelajaran
pengambilan keputusan ini penulis diberikan panduan berupa paradigma, prinsip,
dan 9 langkah dalam pengujian dan pengambilan keputusan yang tentu akan membuat
suatu keputusan semakin tajam dan matang.
Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari
aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan
khususnya masalah dilema etika?
Kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosional sangat
berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya dilema
etika. Guru yang memiliki kesadaran diri yang baik pasti menunjukkan
integritas dan kejujuran dalam pengambilan keputusan. Kemampuan guru dalam mengelola emosi, pikiran, dan perilaku diri
sangat diperlukan dalam berbagai situasi dan untuk mencapai
tujuan serta aspirasi. Tidak kalah penting
keberagaman latar budaya juga menjadi dasar guru dalam berempati dan peduli.
Pada akhirnya hal tersbut
diatas berdampak pada keputusan yang diambil dan perlu dipertanggunjawabkan.
Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada
masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang
pendidik?
Sebagai seorang pendidik tentu akan menghadapi situasi
dilema etika atau bujukan moral di lingkungan sekolah. Pembahasan studi kasus
pada modul ini memberikan contoh-contoh yang sering terjadi. Hal ini akan memberikan arahan dan pedoman agar dapat bertindak secara bijak melalui prinsip, paradigma,
dan langkah dalam pengujian dan pengambilan keputusan.
Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya
berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.
Pengambilan keputusan memiliki arti penting bagi maju
atau mundurnya suatu organisasi/sekolah. Pengambilan keputusan yang tepat akan
menghasilkan suatu perubahan terhadap organisasi/sekolah ke arah yang lebih
baik, terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman. namun
sebaliknya pengambilan keputusan yang salah akan berdampak buruk pada roda
organisasi/sekolah itu sendiri.
Apakah tantangan-tantangan di lingkungan
Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema
etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?
Dalam menjalankan pengambilan keputusanm, tantangan
yang saya hadapi diantaranya adalah adanya perbedaan pendapat antar individu
maupun antar kelompok. Untuk ini saya harus dapat memilah antara dilema etika
atau bujukan moral. Selanjutnya kaitan
antara masalah yang ada tidak lepas dari paradigma di lingkungan sekolah, yaitu
:
1. Individu vs kelompok
2. Keadilan vs belas kasihan
3. Kebenaran vs kesetiaan
4. Jangka pendek vs jangka panjang
Dari empat hal tersebut, maka
setiap permasalahan harus kita tentukan apakah
memenuhi aspek diata atau belum. Dengan kejelian menentukan masuk kategori yang
mana, maka kita dapat membuat keputusan yang sesuai dan berpihak pada peserta didik.
Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil
ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana
kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang
berbeda-beda?
Terdapat pengaruh antara
pengambilan keputusan terhadap pengajaran yang memerdekakan murid seperti
keputusan strategi pembelajaran yang dapat mengakomodasi kebutuhan belajar
peserta didik, kesiapan murid, minat murid, dan profil belajar murid.
Setelah kita mengetahui ketiga
unsur tersebut (minat-kesiapan-profil belajar), selanjutnya dapat kita tentukan
stategi pembelajaran yang berdiferensiasi konten, proses dan produk
Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam
mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?
Seorang pemimpin harusnya berlaku
dan bertindak bijaksana, memperhatikan nilai kebajikan universal, tanggung
jawab, serta yang berpihak kepada peserta didik. Dengan memahami hal ini, akan terwujud
kesejahtearaan murid.
Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik
dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul
sebelumnya?
Dari pengamalan memahami modul 3.1
ini, dapat disimpulkan bahwa dalam pengambilan keputusan kita harus berdasar
pada 3 unsur yaitu nilai kebajikan universal, bertanggungjawab terhadap segala
konsekuensi, dan bepihak pada murid.
Pada modul 2.2 kita sudah belajar tentang Pembelajaran Sosial Emosional,
dimana dalam mengambil keputusan, kita harus
dalam keadaan tenang. Pada modul 2.3 kita juga sudah dibekali kemampuan untuk
melakukan coaching baik sebagi coach maupun sebagai coachee. Dari pengalaman
ini, CGP diharapkan dapat dengan sendirinya menemukan solusi dari permasalahan
yang dihadapi.
Dari pembelajaran berdiferensiasi, CGP juga belajar untuk menentukan
keputusan apa yang diambil agar peserta didik akan memperoleh pembelajaran
sesuai dengan kebutuhannya
Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang
telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4
paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah
pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar
dugaan?
Saya telah belajar mengenai 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip
pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan keputusan sebagai langkah awal
untuk menentukan apakah masalah tersebut merupakan dilema etika atau bujukan
moral. Ternyata, disebut dilema etika apabila (benar vs benar) dan bujukan
moral apabila (salah vs benar). Dan apabila suatu masalah ketika diuji dengan 9
langkah pengambilan ada uji yang dilanggar, maka hal tersebut dapat identifikasi
sebagai bujukan moral.”
Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda
menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema?
Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?
Pernah, namun belum
melaksanakan 9 uji langkah pengambilan keputusan. Perbedaan yang mencolok
adalah, saat itu saya lebih mengedapankan aturan dan kepantasan. Saat itu saya
hanya melakukan uji, apa yang akan terjadi apabila hal itu (kasus tersebut)
terjadi pada keluarga saya.
Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat
Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan
sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?
Setelah mempelajari modul ini,
saya senantiasa berhati-hati dalam mengambil keputusan. Saya tidak serta merta berpandangan
bahwa kita dapat mengontrol siswa secara penuh. Dari pelajaran ini saya paham
bahwa keputusan yang diambil harus berdasarkan pada nilai kebajikan,
tanggungjawab, dan berpihak pada murid. Untuk mendapatkan hal tersebut
(berdasar nilai kebajikan, bertanggung jawab dan berpihak pada murid) prose
pengambilan keputusan dilakukan sesuaii kaidah yang ada melalui langkah langkah
pengambilan dan pengujian keputusan.
Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda
sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?
Materi pengambilan keputusan ini sangat penting, apalagi bagi seorang pemimpin pembelajaran, dimana sebuah keputusan diambil harus berdasarkan beberapa pertimbangan. Dari pertimbangan tersbut akan dihasilkan sebuah keputusan yang ada dapat dipertanggungjawabkan. Keputusan yang diambil adalah langkah yang paling bijaksana dan yang terbaik.