Sabtu, 28 Mei 2011

pendidikan

Pendidikan tidak akan terjadi apabila anda mempelajari sesuatu yang tidak anda ketahui sebelumnya. Pendidikan adalah kemampuan anda untuk menggunakan apa yang sudah anda pelajari guna menjadikan hari ini lebih baik dari hari kemarin.
IYANLA VANZANT

Kamis, 12 Mei 2011

Install Libre Office di Linux

 Pemula Linux  12/01/2011 (disalin dari http://andy.web.id/install-libre-office-di-linux.php)

Kira-kira semester pertama tahun lalu, saat muncul Ubuntu 10.04, pengguna OpenOfficemungkin tidak terkejut ketika mengetahui bahwa pembuka aplikasi itu tidak lagi berwarna biru khas Sun Microsystem melainkan jingga warna khas Oracle. Itu karena aplikasi perkantoran itu sudah diakuisisi oleh Oracle.
Waktu itu ada beberapa distro yang tertinggal mengikuti versi terbaru, misalnya Linux Mint 9 Isadora yang masih menggunakan OpenOffice dari Sun.
Setelah beberapa waktu dipegang Oracle, ada kelebihan dan ada kekurangan, sayangnya justru menimbulkan ketidakpuasan di kalangan open source.  Oleh karena itu, pengembang OpenOffice memutuskan berpisah dengan Oracle, dan membentuk kelompok sendiri dengan nama The Document Foundation (TDF) –silahkan simak berita di sini, atau menuju situs resminya di sana!–.
Sejak tahun lalu seiring dengan rilis Ubuntu 10.10, saya sudah mendengar  kabar rilis LibreOffice, namun setelah mendengar kicauan Andri Nawawi kemarin, barulah saya mencoba LibreOffice.
Aplikasi Perkantoran ini multi platform. Bisa dipasang di Windows, Linux, dan MacOS. Di Linux, memasang LibreOffice untuk menggantikan OpenOffice di LinuxMint 10 Julia yang sekarang saya gunakan ternyata sangat mudah. Cukup menggunakan empat langkah di terminal: (cara ini similar di Ubuntu dan turunannya, juga keluarga Debian lainnya)
  1. $ sudo apt-get purge openoffice*.*
  2. $ sudo add-apt-repository ppa:libreoffice/ppa
  3. $ sudo apt-get update
  4. $ sudo apt-get install libreoffice
Untuk pengguna desktop GNOME, bisa juga menggunakan $ sudo apt-get install libreoffice-gnome sedangkan untuk pengguna desktop KDE $ sudo apt-get install libreoffice-kde.
Bagi pengguna Linux yang kebetulan menggunakan distro Linux selain keluarga Debian, cukup menggunakan unduhan dari di situs resmi The Document Foundation yang tersedia dalam format RPM terkompresi.
Install selesai….  Dan saya pun mencoba menggunakan LibreOffice untuk urusan ketik-mengetik, namun sampai saat ini ternyata saya belum menemukan hal yang berbeda. Semua berasa sama sehingga urusan kerjaan pun sama sekali tak terganggu.
Yeach… setidaknya penggantian aplikasi yang saya lakukan ini sudah ikut mendukung pengembangan opensource yang dikembangkan komunitas tanpa tergantung pihak manapun.

Install Libre Office di Linux

 Pemula Linux  12/01/2011 (disalin dari http://andy.web.id/install-libre-office-di-linux.php)

Kira-kira semester pertama tahun lalu, saat muncul Ubuntu 10.04, pengguna OpenOfficemungkin tidak terkejut ketika mengetahui bahwa pembuka aplikasi itu tidak lagi berwarna biru khas Sun Microsystem melainkan jingga warna khas Oracle. Itu karena aplikasi perkantoran itu sudah diakuisisi oleh Oracle.
Waktu itu ada beberapa distro yang tertinggal mengikuti versi terbaru, misalnya Linux Mint 9 Isadora yang masih menggunakan OpenOffice dari Sun.
Setelah beberapa waktu dipegang Oracle, ada kelebihan dan ada kekurangan, sayangnya justru menimbulkan ketidakpuasan di kalangan open source.  Oleh karena itu, pengembang OpenOffice memutuskan berpisah dengan Oracle, dan membentuk kelompok sendiri dengan nama The Document Foundation (TDF) –silahkan simak berita di sini, atau menuju situs resminya di sana!–.
Sejak tahun lalu seiring dengan rilis Ubuntu 10.10, saya sudah mendengar  kabar rilis LibreOffice, namun setelah mendengar kicauan Andri Nawawi kemarin, barulah saya mencoba LibreOffice.
Aplikasi Perkantoran ini multi platform. Bisa dipasang di Windows, Linux, dan MacOS. Di Linux, memasang LibreOffice untuk menggantikan OpenOffice di LinuxMint 10 Julia yang sekarang saya gunakan ternyata sangat mudah. Cukup menggunakan empat langkah di terminal: (cara ini similar di Ubuntu dan turunannya, juga keluarga Debian lainnya)
  1. $ sudo apt-get purge openoffice*.*
  2. $ sudo add-apt-repository ppa:libreoffice/ppa
  3. $ sudo apt-get update
  4. $ sudo apt-get install libreoffice
Untuk pengguna desktop GNOME, bisa juga menggunakan $ sudo apt-get install libreoffice-gnome sedangkan untuk pengguna desktop KDE $ sudo apt-get install libreoffice-kde.
Bagi pengguna Linux yang kebetulan menggunakan distro Linux selain keluarga Debian, cukup menggunakan unduhan dari di situs resmi The Document Foundation yang tersedia dalam format RPM terkompresi.
Install selesai….  Dan saya pun mencoba menggunakan LibreOffice untuk urusan ketik-mengetik, namun sampai saat ini ternyata saya belum menemukan hal yang berbeda. Semua berasa sama sehingga urusan kerjaan pun sama sekali tak terganggu.
Yeach… setidaknya penggantian aplikasi yang saya lakukan ini sudah ikut mendukung pengembangan opensource yang dikembangkan komunitas tanpa tergantung pihak manapun.

Mencari hasil penelitian menggunakan publish or perish

Sebagai guru, kita tentunya harus senantiasa mengembangkan pengetahuan dan membaca artikel yang ada pada jurnal secara rutin. Hal ini diguna...