Modul
2.1.a.8
Koneksi Antar Materi – Modul 2.1
PEMBELAJARAN
BERDIFERENSIASI
Pembelajaran berdiferensiasi adalah
pembelajaran yang dalam
kegiatannya disusun secara sistematis oleh guru
agar mampu mengakomodir kebutuhan murid yang berbeda di dalam kelas atau
lingkungan sekolah. Guru tentu paham bahwa murid
yang diajar di dalam kelas memiliki keberagaman dan keunikan
personal. Dengan
keunikan tersebut, guru sebagai pendidik berlaku sebagai fasilitator dalam membuat murid
lebih mudah paham akan
materi dan memfasilitasi agar murid-murid mampu
memproses ide atau informasi yang diperoleh, serta mampu mengembangkan suatu
produk sesuai dengan kemampuannya
masing-masing. Pembelajaran yang bisa lakukan
adalah dengan diferensiasi konten, proses, dan produk.
Untuk itu, pada pembelajaran
berdiferensiasi, perlu persiapan atau strategi pembelajaran yang tepat dari
guru. Adanya perbedaan individu harus dipetakan dengan
cermat agar tidak salah dalam menangani. Dasar pemetaan kebutuhan belajar
murid dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi meliputi tiga hal, yaitu:
1. Kesiapan
Belajar Murid
Sebelum mempelajari materi atau
topik, guru perlu memetakan kebutuhan murid. Dalam hal ini, guru harus
mendiagnosa kesiapan belajar murid. Dengan diketahuinya keragaman pengetahuan awal, perbedaan kognitif murid, guru mampu mempersiapkan bahan ajar, cara atau
strategi yang dapat mengakomodir kebutuhan tersebut dalam pembelajaran. Jumlah
bantuan atau dukungan yang diberikan guru kepada murid menyesuaikan dengan
tingkat kesiapan belajar murid itu sendiri.
2. Minat
Belajar Murid
Hal lain
yang perlu dilakukan sebelum melakukan pembelajaran berdiferensiasi adalah guru
perlu memetakan murid berdasarkan minat belajarnya. Sebagai contoh, ada murid
yang senang belajar seni, olah raga, sains atau bidang-bidang tertentu. Dalam
hal ini, guru harus siap untuk memfasilitasi kebutuhan murid tersebut. Guru
dapat memberikan pilihan kepada muridnya untuk belajar sesuai dengan minatnya,
misalnya dalam menghasilkan produk. Dalam diferensiasi produk, murid
menghasilkan produk sebagai bentuk pencapaian tujuan pembelajaran yang
disesuaikan dengan minat belajar murid masing-masing. Murid diberikan kebebasan
dalam belajar. Murid bebas menghasilkan produk baik berupa teks atau tulisan
seperti artikel, narasi, karangan atau bentuk produk lain yang sesuai minat
belajarnya seperti rekaman audio,
video, blog, poster,
mind mapping dan lainnya baik secara individu maupun secara berkelompok
selama produk tersebut merujuk pada indikator atau standarisasi minimum
penilaian.
3. Profil
Belajar Murid
Pemetaan
kebutuhan murid berdasarkan profil belajar murid lebih kepada bagaimana murid
belajar sesuai dengan gaya belajarnya yang beragam atau bervariasi. Misalnya
pada diferensiasi proses, untuk murid yang memiliki gaya belajar visual proses
pembelajaran guru dapat memberikan materi dengan menggunakan media berupa
gambar-gambar, yang membantu murid dalam belajar dan mengaitkan konsep satu
dengan yang lainnya sesuai dengan kehidupan sehari-hari. Demikian pula, untuk
murid yang memiliki gaya belajar auditori maka guru dapat memberikan materi
menggunakan atau diiringi dengan musik.
Dengan
ketiga dasar pemetaan tersebut, guru akan mampu merancang pembelajaran
berdiferensiasi dengan baik agar tujuan pembelajaran dapat dicapai, yaitu mampu
mengakomodir segala perbedaan dari murid, apa yang dibutuhkan oleh murid dalam
belajar dan apa yang dapat dilakukan oleh murid terhadap pengetahuan dan
keterampilan yang dimilikinya serta bagaimana guru dapat merespon seluruh
kebutuhan belajar murid yang berbeda tersebut.
Ada 3 strategi
diferensiasi, antara laian:
i)
Diferensiasi konten , terkait dengan materi
ajar yang di sampaikan kepada murid, media konkret, dan abstrak, memastikan
murid dapat mengakses materi sesuai gaya belajarnya.
ii)
Diferensiasi proses, terkait dengan pemahaman
murid memaknai materi yang dipelajari, dengan cara: kegiatan berjenjang
memvariasikan lama waktu, mengembangkan kegiatan bervariasi menggunakan
pengelompokan yang fleksibel.
iii)
Diferensiasi produk , terkait dengan tagihan
pembelajaran atau hasil karya pekerjaan murid, atau sesuatu yang ada wujudnya .
Seperti: tulisan/ karangan/ foto/ vidio dll.
Pembelajaran
berdiferensiasi tidak berarti bahwa guru harus melakukan kegiatan yang berbeda
dalam membuat perencanaan pembelajaran atau menyusun beberapa perencanaan
pembelajaran untuk setiap kali pertemuan. Namun, dalam melakukan praktek pembelajaran
berdiferensiasi tentunya harus dilakukan secara efektif dan efisien,
mempertimbangkan moda, usaha dan waktu yang digunakan.
Melaksanakan
pembelajaran berdiferensiasi dengan efektif dan efisien juga dipengaruhi oleh
faktor lingkungan. Guru memiliki peran yang sangat penting
dalam menciptakan atmosfer lingkungan belajar yang memungkinkan murid untuk
berada dalam kondisi senang,
berani dan tampil percaya diri dalam mengungkapkan ide atau pendapat. Guru tentu
akan bangga jika muridnya senang
dalam berkolaborasi, berpartisipasi aktif dalam diskusi, menyukai tantangan
atau hal-hal baru sehingga murid mendapatkan pengalaman belajar yang bermakna.
Dalam
hal ini, berbagai pendekatan dilakukan oleh guru terhadap konten, proses dan
produk dalam pembelajaran berdiferensiasi untuk menumbuhkan motivasi murid agar
menjadi pembelajar sepanjang hayat. Demikian pula, umpan balik, evaluasi dan
refleksi secara kontinyu juga terus dilakukan agar guru pun menjadi pembelajar
sepanjang hayat. Jika pembelajaran berdiferensiasi ini dilakukan dengan efektif
dan efisien maka semua murid akan merasa aman dan nyaman dalam belajar serta
pemenuhan kebutuhan murid dapat terwujud, tidak akan ada murid yang merasa
diistimewakan atau sebaliknya. Implementasi pembelajaran berdiferensiasi ini juga
akan memberikan kemudahan bagi guru dalam memetakan dan mengakomodir seluruh
kebutuhan murid untuk mempersiapkan mereka dalam menghadapi tantangan dan
perubahan zaman yang selalu berubah.
Langkah-langkah penerapan pembelajaran
berdiferensiasi:
1.
Menetukan tujuan pembelajaran.
2.
Melakukan pemetaan kebutuhan belajar murid.
3.
Menetukan strategi yang akan dilakukan dan alat penilaian ( menggunakan diagram
equalizer)
4.
Menentukan kegiatan pembelajaran : berupa konten , proses, dan produk.
5.
Melakukan refleksi ( meningkatkan hal yang menjadi kekurangan dan
mempertahankan hal yang menjadi kelebihan , adanya faktor pendukung dan
penghambat.
Perlunya
penerapan pembelajaran berdiferensiasi
yaitu:
1. Kemampuan
siswa berbeda dan beragam dalam hal minat, kesiapan, serta profil belajar
siswa.
2. Agar
pembelajaran berjalan dengan baik dan siswa menemukan kebahagiaan.
Berdasarkan hasil pemetaan kebutuhan belajar
siswa , guru dapat mengetahui dan memahami gaya belajar siswa ( auditori,
visual, dan kinestetik). Solusinya guru dapat menggunakan berbagai media
pembelajaran untuk mengakomodir semua kebutuhan belajar murid.
Pembelajaran berdiferensiasi, kaitannya dengan Filosofi Pendidikan KHD
Menurut KHD bahwa pendidikan harus berpihak pada murid.
Hal ini selaras dengan pembelajaran berdiferensiasi, dimana pembelajaran berorientasi
kepada kebutuhan murid, bukan keinginan guru.
Pembelajaran
berdiferensiasi, kaitannya dengan Nilai dan Peran Guru Penggerak
Salah satu nilai dari guru penggerak reflektif terhadap proses
pembelajaran yang sudah dilaluinya bersama murid. Guru juga harus inovatif membuat media
pembelajaran yang
sesuai dengan kebutuhan murid; dan harus mampu berkolaborasi dengan murid,
sesama guru, dan orang tua murid untuk mendapatkan informasi tentang karakter
belajar murid. Sehingga ada benang merah antara
nilai penggerak dengan pembelajaran berdiferensiasi.
Pembelajaran berdiferensiasi, kaitannya dengan Visi Guru Penggerak
Guru Penggerak memiliki visi untuk melakukan perubahan positif
pada pembelajaran yang berpihak pada murid. Melalui strategi pendekatan Inkuiri Apresiatif, guru akan menemukan
kekuatan yang dimilikinya untuk mewujudkan VISI tentang murid impiannya
Pembelajaran berdiferensiasi, kaitannya dengan Budaya Positif
Dalam pembelajaran berdiferensiasi,
guru memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk atmosfir lingkungan
yang positif. Lingkungan yang positif terwujud karena adanya budaya positif
yang lahir dari disiplin internal dalam komunitas belajar.
0 komentar:
Posting Komentar