Alhamdulillah, Senin hingga Rabu kemarin (18-20 Mei 2015) murid-murid jenjang Sekolah Dasar telah melaksanakan Ujian Nasional (walaupun disebut juga dengan Ujian Sekolah) untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Pada hari ini hingga sabtu, murid-murid masih melaksanakan ujian sekolah untuk mata pelajaran Agama, IPS, PKn, dan muatan lokal.
Pada publikasi berikut, akan saya tuliskan beberapa pertanyaan dan jawaban yang terkait dengan Evaluasi Pembelajaran. Ini merupakan tugas tutorial mata kuliah Evaluasi Pembelajaran di SD pada program PGSD Universitas Terbuka.
1.
Apa yang kamu ketahui tentang asesmen alternatif? Dan tunjukkan
kelebihannya terhadap asesmen tradisional!
Jawab :
Asesmen alternatif merupakan suatu bentuk asesmen yang merupakan alternatif
dari asesmen tradisional. Bila asesmen tradisional hanya mengandalkan tes
tertulis dan menilai ranah kognitif saja, maka asesmen alternatif menilai hasil
belajar siswa ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik serta
penilaian selama proses pembelajaran berlangsung. Alat ukur yang digunakan
dalam asesmen alternatif tidak hanya berupa tes tertulis tetapi juga
menggunakan alat ukur non tes yang berupa penyelesaian tugas-tugas, lembar
pengamatan selama proses pembelajaran dan lembar penilain (rubrik).
Kelebihan asesmen
alternatif :
· Dapat menilai hasil
belajar yang kompleks dan keterampilan-keterampilan yang tidak dapat dinilai
dengan asesmen tradisional.
· Menyajikan hasil
penilaian yang lebih hakiki, langsung, dan lengkap, karena semua ranah diukur
baik kognitif, afektif maupun psikomotorik.
· Meningkatkan motivasi
siswa, karena siswa mengetahui apa yang akan dilakukan dan persyaratan apa yang
harus dipenuhi agar nilai yang diinginkan dapat tercapai.
· Mendorong pembelajaran
dalam situasi yang nyata, karena siswa melakukan unjuk kerja dalam situasi
nyata dalam kehidupan sehari-hari.
· Memberi kesempatan
kepada siswa untuk self evaluation (evaluasi diri)
· Membantu guru untuk
menilai efektifitas pembelajaran yang telah dilakukan.
· Meningkatkan daya
transferabilitas hasil belajar.
2.
Bagaimana anda menilai portofolio siswa?
Jawab :
· Guru dan siswa berdiskusi
membuat kesepakatan kriteria penilaian di awal pembelajaran. Penilaian yang
dilakukan tidak hanya pada hasil tes saja tapi juga hasil dari keseluruhan
proses pembelajaran, baik di sekolah maupun masukan yang berdasar dari orang
tua atau orang lain yang memahami kemampuan siswa.
· Dalam penilaian guru
harus melaksanakan kriteria penilaian yang sudah disepakati dengan siswa dengan
konsisten.
· Hasil penilaian
selanjutnya digunakan sebagai penentuan tujuan pembelajaran berikutnya.
· Penilaian dalam asesmen
portofolio dilaksanakan secara terus menerus atau berkesinambungan.
· Hasil karya siswa
dikumpulkan dan disusun secara sistematis.
· Setiap satu minggu/dua
minggu sekali, guru dan siswa mereview karya siswa kemudian siswa
memperbaikinya.
· Setelah guru dan siswa
menyeleksi hasil perbaikan pekerjaan, portofolio disimpan dalam folder sebagai
bukti akhir pencapaian hasil belajar siswa.
3.
Pembelajaran yang terjadi pada saat ini kurang memperhatikan pengembangan
ranah afektif. Analisislah dampak yang terjadi dari pembelajaran tersebut!
Jawab :
Semua elemen yang terlibat dalam pendidikan tentu mengetahui pentingnya
ranah afektif. Dari pembuat kebijakan sampai pelaksana kebijakan (guru) menyadari akan pentingnya ranah afektif.
Namun, kesadaran ini hanya sebatas menyadari saja, belum ada tindakan nyata
untuk meningkatkan ranah afektif dalam pembelajaran.
Sebagai pembuat kebijakan kalau memang benar-benar menyadari ranah afektif
sangatlah penting, mengapa jam tatap muka pelajaran agama masih sangat sedikit
(hanya dua jam dalam satu minggu). Langkah nyata pembuat kebijakan mengenai
ranah afektif dengan cara menambah jam tatap muka mata pelajaran agama. Kepala
Sekolah beserta guru sebagai Tim Pengembang kurikulum di sekolah masing-masing
seharusnya bisa mengembangkan kurikulum yang mengutamakan ranah afektif
dibandingkan ranah kognitif dan psikomotor.
Beberapa dampak akibat masih lemahnya pengembangan ranah afektif :
a.
Tindakan kekerasan yang terjadi di masyarakat
disebabkan pengetahuan tentang nilai agama di sekolah hanya pada taraf transfer
ilmu dan tidak diperdalam pada pengembangan ranah afektif dan psikomotorik. Yang semestinya
pengetahuan tersebut menjadi nilai, ternyata hanya sebatas ilmu
saja.
b.
Maraknya korupsi, narkoba, dan praktek
prostitusi mencerminkan gagalnya pendidikan agama dan moral. Hal ini diperkuat
dari fakta yang ada, ketika orang tua akan cemas apabila nilai pelajaran eksak anaknya jelek. Tapi mereka (orang tua) atau
bahkan gurupun kurang memperdulikan bagaimana siswa bergaul, berperilaku atau
bertutur kata. Orang tua bangga bila nilai rapot anaknya bagus, tapi mereka
tidak memperdulikan proses pencapaiannya. Akhirnya sekarang banyak siswa bahkan
orang mengambil jalan pintas untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan,
walaupun itu bertentangan dengan hati nurani, hukum, maupun aturan agama.
c.
Sekolah sebagai lembaga formal, merasa ketakutan
apabila ada siswanya gagal LULUS Ujian Akhir, akhirnya mereka berbuat curang
dengan memberi jawaban pada siswa. Hal ini menjadi sebuah keprihatinan dimana
lembaga yang harusnya mengajari MORAL
BAIK justru menelikung dan mendidik siswanya menghalalkan cara yang tidak bermoral.
4.
Bagaimana cara meminimalisir pengaruh unsur subjektif dalam pemeriksaan tes
uraian?
Jawab :
a.
Jawaban siswa diperiksa oleh dua orang pemeriksa yang masing-masing bekerja
sendiri-sendiri. Sebelum memeriksa, kedua pemeriksa membuat kesepakatan untuk
menyamakan persepsi. Melakukan uji coba pemeriksaan jawaban siswa
b.
Pemeriksa harus menentukan pedoman penskoran yaitu dengan cara:
ü Tulis jawaban
terbaik pada setiap pertanyaan. Bila ada jawaban lain, maka jawaban tersebut
harus ditulis.
ü Tandai butir, kata
kunci, atau konsep yang harus muncul pada jawaban tersebut
ü Beri skor pada
setiap butir, kata kunci, atau konsep yang harus muncul pada jawaban tersebut
ü Butir, kata kunci,
atau konsep yang lebih penting dapat diberi skor yang lebih dari yang lain
c.
Periksalah hasil tes uraian siswa dengan menutup namanya.
d.
Untuk menghindari kesalahan dalam pemeriksaan maka kita sebagai
pemeriksa segera beristirahat bila dirasa lelah. Karena bila kita teruskan
takutnya kita tidak konsisten pada penilaian tes uraian.
e.
Periksalah jawaban no 1 sampai butir soal terakhir pada hasil tes
keseluruhan siswa untuk menghindari efek bawaan, baru dilanjutkan
mengoreksi nomor 2 untuk semua siswa dan seterusnya.
5.
Jelaskan pendapat anda bahwa ujian negara memberikan kontribusi pada
pemerataan kualitas!
Jawab :
Ujian negera merupakan salah satu cara untuk mengetahui kualitas hasil
belajar siswa seluruh nusantara. Untuk mengetahuinya maka alat tes yang
digunakan harus sama. Sehingga akan jelas perbandingan hasil belajar siswa satu
dengan siswa lainnya dalam satu sekolah atau antara sekolah yang satu dengan
sekolah yang lainnya.
Sebagai contoh, nilai rata-rata Matematika di sekolah A lebih baik dari sekolah B. Kepala sekolah, guru, dan pengawas pasti
akan menganalisis penyebab fakta tersebut. Dan bila telah ditemukan hal ini
akan menjadi acuan peningkatan mutu pendidikan dengan memperbaiki pembelajaran,
fasilitas, dan tenaga pendidik. Sehingga diharapakan pada tahun yang akan
datang nilai matematika di sekolah B bisa meningkat. Inilah maksud Ujian Negara dilakukan sebagai sarana pemerataan
kualitas
hasil belajar.